Laman

Minggu, 29 Desember 2013

FALSAPAH DAN PEDOMAN HIDUP ETNIK LAMPUNG


FALSAPAH DAN PEDOMAN HIDUP  ETNIK  LAMPUNG
Oleh Semacca Andanant

Lampung. Selama ini orang-orang diluar suku lampung ataupun diluar daerah lampung mengenal lampung hanya nama dari satu daerah provinsi di pulau sumatra paling selatan yang menjadi tujuan faporit imigran dari pulau jawa dan bali dalam rangka transmigrasi. Bisa saja karena selama kurun waktu masa orde baru suku dan kebudayaan lampung termarjinalkan oleh kita. Kita tidak banyak tahu tentang lampung. Lampung masih misteri dan selalu miteri hingga kini. Padahal lampung bukan hanya nama dari satu daerah tetapi meliputi nama daerah, suku bangsa, bahasa dan budaya.

Tidak banyak informasi dan tulisan-tulisan mengenai lampung. Entah tentang sejarah dan peradaban suku lampung. Sangat gelap, miris dan ironis. Lampung termarjinalkan dan lampung dikerdilkan. Lewat program transmigrasi [baca jawanisasi] yang digalakkan pemerintah orde baru dibawah pimpinan presiden SOEHARTO. Lewat program transmigrasi pula tampuk kekuasaan daerah lampung ditransfer dari jawa dengan tujuan memperlancar dan menyukseskan program transmigrasi.

Sebenarnya kehidupan bermasyarakat suku lampung baik sebelum dan sesudah datang imigran dari jawa dan bali, kehidupan masyarakatnya selalu dinamis dan harmonis. Mereka tidak terpengaruh dengan pendatang dan selalu membuka diri untuk hidup berdampingan. Cukup diacungi jempol walaupun masyarakat hulun lampung  jadi minoritas dan termarjinalkan dinegeri sendiri.

Dalam menjalankan kehidupan baik secara individu maupun bermasyarakat suku lampung selalu berpegang teguh dengan falsapah hidupnya yang bernama PIIL PESENGGIRI. Piil pesenggiri merupakan jati diri dari suku lampung. Bukan orang lampung kalau piil pesenggiri tidak melekat dengan sempurna dalam dirinya. Karena piil pesenggiri menjadi dasar dan landasan hidup suku lampung dalam mengarungi kehidupan secara individu dan bermasyarakat baik berbangsa maupun bernegara.

Inilah falsapah hidup suku lampung;
PIIL PESENGGIRI
1.BALAK PESENGGIRI [memiliki harga diri yang tinggi]
Segala prilaku dan perbuatan yang dilakukan oleh diri sendiri ataupun oleh orang lain yang menyebabkan diri kita malu, hina dan menjatuhkan harkat dan martabat selaku manusia karena melakukannya maka hal tersebut tidak dapat ditolerir atau dibenarkan. Kita taat dan takwa terhadap tuhan yang maha esa, patuh terhadap hukum dan norma-norma bermasyarakat dan memiliki rasa malu yang tinggi bila melanggarnya. Maka lebih baik rugi dari pada menanggung malu, lebih baik mati daripada tak memiliki harga diri.

2.BUADOK BALAK [memiliki gelar yang besar]
Setiap individu adalah pemimpin dan memiliki gelar yang besar dan nama  yang baik. Kita harus berusaha untuk memproleh  dan mempertahankan gelar itu dengan berprilaku sesuai dengan ketentuan gelar yang kita sandang. Kita harus mempertanggung jawabkannya. Menggantungkan cita-cita yang tinggi dan bekerja keras adalah cara untuk memperoleh penghidupan yang layak dan gelar yang besar. Maka tidak heran banyak hulun lampung yang tidak mau melakukan sesuatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginannya karena takut mencemarkan gelar dan nama baiknya walaupun pekerjaan itu halal secara hukum.

3.NENGAH NYAMPUR [hidup bermasyarakat dan membuka diri]
Hulun lampung harus tampil mengambil bagian dan membaurkan diri didalam hidup bermasyarakat, dalam komunitas  apapun. Tidak melihat suku , agama, kepercayaan atau kebudayaannya. Dalam menyelesaikan permasalahan bermasyarakat mereka lebih mengutamakan “hippun mupakat” [musyawarah untuk mupakat]. Begitu juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hulun lampung selalu tampil dan memberi kontribusi yang baik. Jadi sangat tidak dibenarkan bila ada orang  yang mengatakan hulun lampung tertutup dan tidak membuka diri didalam mengisi kemerdekaan ini.

4.NGEJUK NGAKUK [saling memberi dan menerima]
Hulun lampung itu pemurah dan selalu ditepati kemurahan hatinya. Tidak ingkar. Maka mereka selalu “nemui nyimah” kepada siapapun juga entah sesama hulun lampung atau kepada pendatang. Didalam kehidupan bermasyarakat mereka saling memberi dan menerima. Mereka sangat hormat dan menghargai para tamu yang datang berkunjung dan menetap di daerahnya. Mereka sangat percaya bahwa kehidupan yang layak dan sejahtra itu adalah milik kita bersama karena itu mereka selalu berbagi dan membuka diri dalam meraihnya.

5.SAKAY SAMBAYAN [hidup bergotong royong]
Sangat jelas dan nampak didepan mata kita bagaimana kehidupan sosial masyarakat hulun lampung. Mereka selalu bergotong royong mengerjakan sesuatu hal yang besar biar terasa ringan. Lihat saja ketika salah satu warga mendirikan rumah, warga lain berbondong-bondong datang membantunya. Begitu juga ketika upacara adat nayuh, kematian dan sebagainya. Mereka sangat antusias membantunya karena mereka sadar bahwa hidup adalah kebersamaan.

PEDOMAN HIDUP ETNIK LAMPUNG
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari masyarakat adat lampung tidak lepas dari dan juga melaksanakan beberapa pedoman hidup demi menunjang kesuksesan dan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Semua itu mereka lakukan dengan penuh percaya diri dan keyakinan. Ada tujuh pokok pedoman hidup etnik lampung yaitu;

1.MAK NYERAY KI MAK KARAY, MAK NYEDOR KI MAK BADOR [berani menghadapi tantangan hidup]
Sepahit dan sesusah apapun dalam hidup ini harus kita hadapi dengan berani dan bijaksana. Karena setiap insan dimuka bumi ini pasti menghadapi permasalahan hidup dan itu tidak bisa dipungkiri. Itu adalah cobaan dan tantangan yang harus kita hadapi karena dibalik itu semua ada kesuksesan dan kebahagiaan yang akan kita peroleh menanti kita. Tak satu pun cobaan menimpa kita kalau kita tidak sanggup mengatasinya.

2.RATONG BANJIR MAK KISIR, RATONG BARAK MAK KIRAK [teguh dalam pendirian]
Hulun lampung sangat teguh pendiriannya tidak mudah terombang-ambing. Kalau sudah A ya A tidak bisa berubah seketika jadi B. Lihat saja dalam kehidupan beragama dan adat istiadatnya mereka sangat kukuh memegangnya.

3.ASAL MAK LESA TILAH YA PEGAY, ASAL MAK JERA TILAH YA KELAY [tekun dalam meraih cita-cita]
Coba kita perhatikan para pengrajin kain tapis, walaupun sulit dan rumit mereka dengan tekun dan gigih tak kenal menyerah merangkai dan menyulam kain emas menjadi sebuah maha karya yang bernilai tinggi. Begitulah cara etnik lampung dalam menggapai cita-citanya.

4.PAK HUMA PAK SAPU, PAK JAMMA MAPU-MAPU [toleransi dalam pluralisme]
Hulun lampung sadar betul bahwa perbedaan adalah suatu keniscahayaan. Tak bisa dipungkiri, karenanya mereka sangat toleransi dengan perbedaan itu. Mereka menghargai dan menghormati perbedaan. Mereka tak akan saling mengganggu. Itu sebabnya kenapa dilampung banyak marga dan perbedaan dalam pengucapan kata walaupun sebenarnya yang dimaksud sama.

5.WAT ANDAH WAT PADAH, REPA ULAH RIYA ULIH [hasil yang kita peroleh tergantung dari usaha yang kita lakukan]
Masyarakat adat lampung mengenal hukum klausal, sebab akibat. Apa yang kita perbuat nanti akan mendapat balasannya, apa yang kita tanam pasti nanti kita akan menuai hasilnya. Repa ulah riya ulih, sapa say nganik lada siya say kelalaan.

6.DANG PUNGAH DANG LUNCAH, MARI PEKON MAK BELAH [mengutamakan persatuan dan kekompakan]
Dalam satu komunitas persatuan dan kekompakan adalah modal yang amat penting dalam meraih cita-cita. Hulun lampung sangat mengutamakan persatuan dan kekompakan baik dalam satu kampung ataupun satu daerah. Semua itu terbina baik demi keutuhan persatuan.

7.WAYNI DANG  ROBOK, MARI IWA DAPOK [arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah]
Dalam menyelesaikan satu masalah, apalagi masalah itu amat komplit masyarakat adat lampung sangat arif dan bijaksana. Mereka tidak sembarangan dalam penanganannya. Apalagi dengan kekerasan. Mereka lebih menyukai cara-cara diplomasi.

PEDOMAN MENCARI JODOH
Dalam mencari jodoh etnik lampung memiliki beberapa pedoman. Selain bentuk, postur tubuh dan juga sifatnya. Tujuannya untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik yang nantinya mampu membina keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Keluarga itu mampu berintraksi dengan keluarga besar dan lingkungannya. Karena pada dasarnya menyatukan dua hati sama halnya menyatukan dua keluarga yang mana keduanya memiliki perbedaan-perbedaan yang amat mendasar. Untuk itu maka diupayakan kecocokan-kecocokan dalam pandangan membangun rumah tangga. Inilah pedoman mencari jodoh itu;

1.NGEDOK SEMU[pandai menempatkan diri]
Cantik, rupawan itu sudah pasti jadi bahan incaran. Tapi coba bayangkan seandainya tidak disertai dengan kemampuan menempatkan diri tentu jadi malu. Karena itu setelah jalinan kasih terajut dengan baik maka mulailah mengamati sikapnya. Ngedok semu mawat?Bagaimana dengan agama dan ibadahnya, rajin dan taat tidak. Karena itu menjadi modal dasar membangun rumah tangga.

2.NGEDOK HALOK GANGGU [memiliki kepribadian yang baik]
Bisa menjaga sikap dan mampu menghargai serta menghormati orang lain itu amat penting. Kapan kita bicara dan dengan siapa kita berkata. Pantas atau tidakkah kita melakukan sesuatu itu juga jadi pertimbangan kita .

3.PANDAY DI MANAMUNU [memiliki wawasan luas]
Kita harus tahu siapa kita dan siapa keluarga kita. Dengan dasar itu kita mampu membaca seluas apa wawasan yang harus kita miliki dalam membina rumah tangga. Didalam keluarga besar kita harus mampu berperan aktif dan selalu berpandangan jauh.


4.NGEDOK TANGGA TUNGGU [memiliki keluarga dan kekayaan]
Calon pasangan kita hendaknya memiliki keluarga atau keturunan yang jelas, keturunan orang baik-baik dan juga memili kemapanan hidup secara materi. Sehingga keluarga yang dibangun nantinya akan menjadi keluarga yang lebih baik lagi.



PETUAH MERANTAU
Walaupun hulun lampung tidak sepopuler  etnik minangkabau dalam merantau namun  mereka memiliki petuah atau nasihat yang amat baik kepada orang yang hendak merantau. Merantau dalam istilah lampungnya MIDANG. Midang tidak menjadi budaya orang lampung karena midang memberi konotasi  yang tidak baik. Karena midang dilakukan oleh kebanyakan orang yang hidupnya susah atau orang yang terbuang dari keluarganya. Inilah petuah merantau itu;

1.DANG LUPA DILAPAHAN [ingat tujuan]
Kita jangan sampai lupa pada tujuan kita merantau. Tujuan kita adalah mencari kehidupan dan penghidupan yang lebih baik. Bila saja kita menyimpang dari tujuan awal maka kita akan terjerumus kehal-hal yang akan mengantarkan kita kelembah kehancuran. Midang kemana dan dimana saja kita harus selalu ingat akan tujuan kita.Kita selalu ingak akan tuhan, karenanya kita harus rajin ibadah dan berbuat baik serta taat kepadaNya.


2.DANG LUPA NGUSUNG MANUK BEBAY [mengalah untuk kemenangan]
Dinegeri orang kita harus pandai-pandai membawa diri. Kita harus menjaga sikap dan perbuatan kita. Kita harus mematuhi segala kaidah atau norma yang berlaku. Didunia rantau bagaikan rimba yang penuh dengan binatang buas yang selalu siap memangsa kita kapan saja. Jadi jangan coba-coba ingin menjadi sang raja dinegeri orang.

3.DANG LUPA NGUSUNG BESI RUWA [persenjatai diri dengan keterampilan dan beladiri]
Didunia rantau keterampilan itu sangat penting karena itu akan menjadi modal dan lahan untuk mencari kehidupan. Keterampilan akan menjadi sawah ladang tempat kita bercocok tanam dalam meraih kehidupan yang baik. Begitu juga bela diri akan menjadi perisai kita dalam meraih cita. Tidak jarang kita akan menemukan rintangan-rintangan yang mengancam keselamatan jiwa kita. Disini bela diri diperlukan untuk melindungi diri kita dari ancaman keselamat jiwa kita dairi orang yang jahat.

Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.


Tabik.
Jakarta , 29 desember 2013



Minggu, 22 Desember 2013

KELOM TUMBA

KELOM TUMBA
segata Semacca Andanant

duniya kelom tumba
tutuk labung anginan
umbak mecoh didada
kukuk ngegintor iman,,,,,

niku bujanji hapa
ngepudaya diriku
nyak jajaw cadang jiwa
luwangan nyak agimu,,,,,

mit hamu nyak mit
lapah nyak nutuk niku
nerak kayu lom wayit
rawatan nyak agimu,,,,,

lapah hamu nyak nawit
bukimbang setatuhu
netay pilih sa sulit
tikacay nyak agimu,,,,,

puwas hatimu kundang
ngepudaya diriku
nyak cadang pukakibang
tuyun mupuh halinu,,,,,,,

tagan diya nya cadang
tihanyuk pudedayu
gegoh bulung kaliyang
sekimanni diriku,,,,,


jakarta, 07 sept 2013

Kamis, 12 Desember 2013

Sambuk Kehangguman

Sambuk Kehangguman
sajak Semacca Andanant


pepira kali ku baca puput abjat kaganga
mari ku susun sapay hanggum dilom cawa
kekalaw runih dapok mundah kipak mak teray
putit-putit hehamboran diranting kayu say hujaw
reno munih sanak-sanak lelabungan, mandi
hanjak
sambuk sagaw
ngiringkon neram puandan
mak lagi wat semu
say ngebalabiru
kahutku-kahutmu
mak deku-mak demu
ngelawor rik ngerawol
dilom say bura
kehangguman gering ram


jakarta, 22/11/13

Rabu, 13 November 2013

SANGU BISMILLAH sastra lampung 'hahiwang'

SANGU BISMILLAH
Hahiwang Semacca Andanant


Lapah sangu bismillah, nyirang kelomni bumi, ngebedak bulan wewah, sayuk niramut pagi, bintang tahun mak mundah, nibulup matarani, umbak mecoh ditengah, karang hancur goh heni, sekati diri mundah, tuwoh di lambung bumi, mangkung kuk panday lapah, nipikkon ina mati, harungan lagi induh, hulun tuha mak lagi, repa hati mak susah, sakik tenemuwan diri, repa mak buginalah, luwoh manjang tehili, kemaraw labung tegah, panas mak togok debi, jambat patoh ditengah, ku tetay ati-ati, laju nyak karom menah, mudur sayuk dibumi.

Kundang kahutku kidah, liwan sayangni diri, radu saka ku penah, say bantal say hanipi, ku andan kipak susah, ku siram debi pagi, badan nyawa ku serah, sepegungan dijanji, nemah nyak hurik susah, asal rasan ram jadi, bang kindo salah penah, hayawanku mak lagi, kundang kahutku kidah, radu mutukkon tali, nyak tepik buginalah, jajaw rasani hati, ya lijung mawat moloh, lapahni togok nanti, ya Alloh masyaalloh, hancur rasani hati, kundang kahutku kidah, niramut anjak hati, dipa adilmu kidah, ki radu gegoh reji, hurik mak nungga kiwah, sakik hiwang buganti, allohu subhanalloh, mati sakikmu diri, tulung hambamu kidah, dang tekas dipuhari, di niku rangku nemah, alloh tuhanku robbi.

Nyak lawang radu tilah, teneraan goh reji, goh angin lebon arah, mak nantu dihagukni, sumbah tulungdo kidah, sambuk duaku lawi, keni hati say tabah, nyandang derita sinji, miwang nyak dalih lapah, riya luhku tehili, tunggak tedoh nyak salah, injuk layin dibumi, bambangan nyak jo kidah, repa lajuku lawi, puwas  nasipku kidah, mak gegoh dipuwari, ku bidi cukut lapah, bukimbang pindah sungi, kekalaw nasip rubah, sina niyatni hati, lapah sangu bismillah, nyepok harungan diri, di ranglayamu Alloh, bumi say pana sinji.

Tabik.
Jakarta, 12/11/2013

Runcah

Runcah
sajak Semacca Andanant

runcah!
runcah!
iwa lom seliyaw runcah
segaga diulah
unggah!
unggah!
tiyan segagah-gagah
tiyan sekiwah-kiwah
sapa say dibah mudah tisuwah
sapa say lunik bangik tikanik
say diatas pedom dawah
say dibah nongkokkon galah


jakarta, 07/11/2013

Minggu, 20 Oktober 2013

PUISI-PUISI sang pengagum cinta

Rindu yang terkubur
sajak Semacca Andanant

jangan biarkan aku terkubur dalam tumpukan rindu 
meradang hingga terkulai menjadi layu
hilang gairah
lelah
desah nafasku pun entah kemana
hidupku tak menentu
dikau hanya tersenyum kian menambah lara hatiku
karena rinduku dikau tidak merayu


jakarta, 13/10/2013



nasi putih
sajak Semacca Andanant

dalam nasi putih aku hadir merangkai rindu
dalam air putih aku hadir melepaskan dahaga rindu
tak sedetik pun ruang hati hampa dari rindu
tak sekejap mata pun kau lepas dari cakraman rindu
rindu membara
kian membara
rindu menghanguskan jantung hingga keraga-raga
meluluhlantakan semua rasa
gila...


jakarta, 19/10/2013


biar ku bakar saja
sajak Semacca Andanant

biar ku bakar saja rindu ini hingga menjadi abu
tak ada gunanya tersimpan rapi dalam ruang hati
kian hari hanya menambah luka yang ada
semakin dalam

kau tak tahu betapa sakitnya tertusuk sembilu rindu
hingga badan kurus kering
laksana tanaman sirih tumbuh dibukit batu
hidup segan mati tak mau

jakarta, 19/10/2013


pancaroba
sajak Semacca Andanant

kau bertanya;"bulan sudah purnama?"
"belum" jawabku
kita baru saja memasuki musim pancaroba
banyak orang-orang yang terkena diare, termasuk kita
bahkan ada yang menjadi korban jiwa
ku harap kita lebih waspada
banyak istirahat
makanlah secukupnya dengan asupan gizi yang cukup
berprilaku sehat
dan jangan menutup diri
biar dimusim pancaroba ini kita masih bisa berdiri


jakarta, 19/10/2013


rumah kita
sajak Semacca Andanant


rumah kita begitu indah, sayang
nampak terlihat dari depan
banyak orang-orang merasa iri, lalu memuji
bukan hanya tetangga atau orang-orang disekitar kita

kita cukup pandai menyulap mata
kepiawaian kita tidak diragukan lagi
apalagi untuk dipuji, kita memang ahli
tapi sampai kapan?

kita tak pernah mengakui kalau dalam diri kita penuh duri
kepura-puraan
bahkan kemunafikan
bukannya tuhan lebih suka kalau kita terbuka
telanjang tanpa sehelai benang
dalam kejujuran.....


jakarta, 19/10/2013

Selasa, 08 Oktober 2013

PUISI PUISI sang pengagum cinta

mungkin takdir
Semacca Andanant

mungkin ini takdir
ketika aku memilih diam dalam mengarungi syukur
pasrah dengan kehendak
karena meronta adalah bencana dan malapetaka
aku jenuh
bersenggama dengan waktu
bercinta dengan rasa dan paksa
tak ubah laksana patamorgana
percintaan antara Romi dan Juli dipadang semu
dengan pura-pura didepan sang maha raja
dengan segala kelembutan
bagai dedemit merayu malam
bagai rembulan kesiangan
yang selalu murung dibalik keceriaannya

05/10/2013


tak berharap
sajak Semacca Andanant


ku tak berharap purnama terbit ketika penanggalan baru sehari
atau bunga sakura jatuh sebelum musim gugur tiba
aku sadar waktu bukanlah milikku
apalagi ruang yang sangat sempit ini
aku tak banyak ber-asa
apalagi berfantasi
kepasrahanku diatas kehendak waktu
karena aku tak mau, mimpiku dirampas ilusi

05/10/2013


bukan baru
sajak Semacca Andanant


bukan baru kala ini
kegetiran melilit gairah hidupku
hampir saja napasku terhembus lepas bersama ragu dan pilu
yang meluluhlantakan sendi-sendi keimanan
tapi aku tak boleh lemah
apalagi sampai menyerah pasrah dalam kegalauan
hidup adalah perjuangan
sedang cinta napas kehidupan

05/10/2013


tiga hari tiga malam
sajak Semacca Andanant

tiga hari tiga malam
dalam sembilan tahun lamanya
cintamu bersemi diantara semak-semak waktu dan sendu
dan bertumbuh kembang disepanjang rawa bimbang dan ragu
aku pantas cemburu
apalagi dengan waktu yang begitu memanjakanmu

adalah aku...
yang selalu merajut angan disepanjang malam nan bisu
berharap dingin segera bertandang meninggalkan tubuh yang menggigil
tapi tidak
tubuh yang kerdil tetap menggigil
karena hangat mentari tak pernah kunjung tiba
selalu sembunyi dibalik kelembutan awan
hingga senja menyapa....

05/10/2013

Minggu, 29 September 2013

IRUHNI BEBAY sastera lampung 'bandung'

IRUHNI BEBAY
Bandung Semacca Andanant


Tabik pun nabik tabik, sikinduwa nyuwara, kantu mak kena dipik, kilu mahapso juga, ajo karangan cutik, haga numpang nyembuka, ratong jak hati lunik, say nyimpon dilom dada, radu ramah say ramik, si bebay bukereja, dang lagi tipukicik, hunjakni ki ticela, asal ya guway betik, mawat nyapang cempala, bupiil delom hurik, nutuk ijah agama, ganta semapu rimbik, iruhni bebay pura, wat cambur dipelitik, wat munih say usaha, wat say mawat bukelik, taru dilamban riya, nguyunkon sanak ramik, sina tugas say muliya.

Bebay dang tipusakik, dang munih tipuhina, hejongkon disay betik, di pepadun say muliya, kewajiban hak hurik, sama retop di kita, tulung tan layin cutik, ngebangun rumah tangga, bebay napasni hurik, ngeramikkon duniya, ngelekik panas kulik, maring mak ngedok ngeba, ki tiyan mak muredik, pulelung jama kita, tumban tenerok hurik, lemoh mak ngedok daya, ya alloh mati sakik, ki radu gegoh rena, cadang adat ram hurik, ki bebayni celaka, betik jahalni hurik, sunyinni wat di iya, ya mula payu kantik, ram jejama ngandan ya, titaway betik-betik, nutuk ijah agama, piil hurik dang tepik, say najin dipa juga, jama wari sekelik, wewah-wewahdo muka, dang kala tan muredik, ram segok mak nyembuka.

Kidang renoda kantik, puhaguk bebay pura, kiluku ikah cutik, di tiyan say bukereja, dangkung pay tibabinjik, kipak ngulang belanja, regai kipak cutik, tiyan inggoman kita, banguk dang gubak-gabik, goh samang dilom rimba, timbaldo betik-betik, ki inggoman ram nanya, kenyin nyelamat hurik, dilom burumah tangga, dang sebangkil di kicik, sebelingotan di cara, nayah bebay say ramik, tiyan say bukereja, lupa jejoran hurik, dilom burumah tangga, mak lagi kena dipik, sipa tutukan kita, tisanggah sipa kicik, tilawan sipa cara, kantu payudo kantik, mahap ki salah cara, dangkung pay hati sebik, ki misal mak bukena, ajo jak hati lunik, suwarani nyembuka, tulung akuk say betik, pakay kantu buguna.

Tabik.
Jakarta, 29 sept 2013

Minggu, 22 September 2013

MIDANGDO NIKU sastra lampung 'hahiwang'

MIDANGDO NIKU
Hehiwang Semacca Andanant


Lapahdo niku midang, habang keliling duniya, dangkung pay nyinta mulang, ki mangkung nayah teda, sakikga sikam mandang, ki niku pagun dija, rawang luh niku miwang, sampay ngebaluk mata, nasipmu liwan malang, taru dipekon tuha, goh kayu dipumatang, ngeranggas mak buguna, balakdo kidah batang, tuwoh ditengah rimba, kipak balak dibatang, kidang mawat burega, nasipmu sangun sumang, mak gegoh di inday kanca, sunyin segala kurang, ketutuk sanak papa, mak ngedok say ngebabang, puwari induh dipa, ibaratni kaliyang, tumban mawat tihaba, lapahdo niku midang, dang lagi riwa-riwa, bulat tikat ngejimpang, sirok redok didada, dua mak kurang-kurang, kiriman sikam dija, kekalaw niku senang, pawar segala-gala.

Ki niku lapah midang, besi ruwa dang lupa, selokkon dilom sinjang, pikiran rik tenaga, lelaja tepik di rang, manuk bebay nyembuka, dang mudahga nyembekang, astawa nepas dada, sangun ki hurik numpang, nayah hulun mak suka, semapu sani sulang, nyanikon ram celaka, kipak pikiran cadang, musaw dada dang lupa, kilu tunjuk say terang, di tiyan say kuwasa, dang milih api sulang, tiguway api juga, kipak ya injuk malang, beduwa mak cigana, sukur jadi pedagang, usaha mudal hawa, kipak sakik tisandang, hulun jadi percaya, ki radu nungga senang, ingok lapahan kita, dang sampay salah jimpang, mak urung ram celaka, dang neram lupa mulang, ki wat helok hantara, kipak mak dapok manjang, pinsan gawoh kak buka.

Sukur ki dapok mulang, bangun negeri kita, kipak mak dapok nyulang, andan say wat di kita, basa lampung dang cadang, hunjakni ki budaya, dang mani radu midang, lupa asalan kita, cawa lampung kak mulang, injuk pak cawa cina, butupung mak businjang, bukaway mak nyelana, anodo lampung cadang, mahap pay say mak riya, say najin kita midang, dang lupa di kelama, tabik-tabik pay kundang, di neram keunyinna, kantubang mak buhelong, diwayak sikinduwa, ano karangan cadang, simbinkon ki ya riya, lapahdo neram midang, niyat ngerubah duniya, dang tepik pak sang rangkang, ngerubah nasip kita, kanahdo neram mulang, ki radu hurik jaya, dang nemah mak busulang, takdir tuhan diipa, sepokdo dipado rang, heno kewajiban kita.

Tabik.
Jakarta, 22 sept 2013

PUISI-PUISI sang pengagum cinta

putri cantik
sajak Semacca Andanant


duhai......putri nan cantik
apa yang kau risaukan
disekitarmu emas, intan dan berlian bertaburan bak bintang-bintang dilangit
kepunyaanmu laksana lautan tak bertepi
seribu dayang-dayang nan cantik siap melayani
titahmu bagai sabda tak tersanggahkan
segala kuasa ada ditanganmu laksana besi
lalu apa lagi yang menjadikan hatimu murung
sedang cinta banyak tak terhitung,,,,



kejarlah
sajak Semacca Andanant


kejarlah apa saja yang menjadi hasratmu
matahari masih terbit dari ufuk timur
dan air-air suci masih mengalir dari gunung-gunung yang terpelihara
jangan lepaskan buhul-buhul ikatan yang mengikat langkahmu
karena senja pasti akan kau jumpai,,,,,


kesepian
sajak Semacca Andanant


ku kesepian kawan.....
hanya desah nafas dan lolongan anjing malam dalam sendu
dan suara seekor jangkrik yang merintihkan pilu jadi temanku
waktu begitu panjang terasa
bak tali benang yang tiada ujung

aku merindu

coba bayangkan betapa mencekam suasana hatiku
bak serupa gempuran tentara amerika dipadang gurun
aku hampir saja mati
kalau saja maut menjemputku.....



dalam sholat
sajak Semacca Andanant


dalam sholatku ku sebut namamu
biar kau hadir menyertai dalam pemujaanku
dan kau tak lagi canggung tentang aku
dalam tidurku pun kau selalu ku panggil-panggil
biar kita bersama-sama meraih mimpi dirumah yang mungil
sulit rasanya untuk melupakanmu
walau hanya sekejap
dalam makan pun ku sebut namamu
dalam butiran nasi
agar kau tak lupa
selalu ingat
mari kita bersama menikmati indahnya hidup ini


jakarta, 22 sept 2013



Dalam larungan mentari
sajak Semacca Andanant


sepertinya tuhan menakdirkan kita, kahut
detak jantung rasanya dekat sekali dengan tulang rusukku yang hilang
dalam larungan sinar mentari pagi begitu hangat
menyatu padu dalam ruh dan raga amat lekat


lihat saja pada cermin
kau selalu hadir dalam bola mataku
bahkan selalu hadir dipemandian lubuk taman hatiku
rasanya tak mungkin aku pungkiri
karena pagi itu mentari benar-benar terbit dari ufuk timur

jakarta, 04 september 2013




Terasa Hampa
sajak Semacca Andanant


entah kenapa
dan juga salah siapa
rasa ini mulai menggoda, mengusik jiwa


berulang kali aku berlindung dari rayuan sunyi
istighfar pun memenuhi ruang hati
tapi semua itu tak sanggup menepis kerisauan hati


dunia ini terasa begitu hampa
bila saja kehadiranmu tak menyapa
separuh nafasku hilang
bila dikau tak kujung bertandang

sayang,,,,
sampai kapan kau biarkan rasa ini mengambang
sedangkan dingin menggigilkan malam

jakarta, 08 sept. 2013



Rindu
Sajak Semacca Andanant


sayang,,,,,
jangan salahkan hatiku yang selalu merindukanmu
tapi salahkan dia yang membuat hatiku rindu

jangan salahkan hatiku yang selalu merisaukanmu
tapi salahkan dia yang membuat hatiku risau

rindu tak pernah terlarang
karena rindu adalah si jalang

kapan saja dan dimana saja ia hinggap
tak perduli
karena rindu urusan hati

jakarta, 09 sept 2013


Sabtu, 31 Agustus 2013

HEJONG JADI SAY NGURA



HEJONG JADI SAY NGURA
Sajak Semacca Andanant


#1
Dihiyon,
bingi say nyimpon rusiya
Dibimbin,
hanggan kebimbangan
Cepeput,
layin ki ya sujut
Tenggalan,
reloq dilom batuyan
Rila,
say wat dihati
Layaw,
nisuwah suya
Mula,
api cak riya
Diri,
tuwoh jadi say ngura

#2
Ajo,
kelimak diri
Hulu jaru,
say tuha dilom lamban
Adat,
tipegung kuwat
Piil,
sangun pakayan diri
Sunyin,
patut tiadat
Betik,
jahal tihari
Mawat,
sikam say niwat
Bukilu,
kejuju api
Tulung,
adil kipak mak wat
Liwih,
kipak mak sagih

#3
Sangun,
renodo kodo adat
Hejongni,
anak ngura
Kipak,
rupani sangun wat
Tianggop,
mak gena dilom mata
Sakik,
sakik tuwoh say ngura
Asing,
pik rik kelik
Susah,
lituk haga bukena
Bida,
sumang jama say tuha
Tiandan,
tisuwi, tijaga gegoh raja
Kuwasa,
unyin hukum wat di ya

Negeri semaka 19 03 2011

Sapa Panday

Sapa panday
sajak Semacca Andanant

sapa say panday ram hejong papah apay
sapa say panday ram hejong mak bukaway
sapa say panday ram hejong, nyak duri niku mena
sapa say panday sapa munih say haga
sapa say panday sunyin takdir say kuwasa

say mena, tuwoh jadi say tuha
say duri, tuwoh jadi say ngura
ikah waktu, say nyanikon tan bida
ikah tunggu, say nyanikotan mulya

say tuha tutukanni say ngura
say tuha ngungaykon say ngura
say ngura nutuk ijah say tuha
say ngura ngeragapi say tuha


jakarta, 31 agustus 2013

Minggu, 25 Agustus 2013

AKU MERINDU

AKU MERINDU
sajak Semacca Andanant

Lama sudah kau tinggalkan kota ini
menara yang begitu indah kau campakkan
kau lupa
berapa banyak penggalan cerita yang tersimpan di bangunan tua ini
disudut-sudut dan dinding -dinding mengukir  cerita hati

malam segera datang
bulan dan bintang segera bertandang
hatiku gundah
resah
bak puting beliung kehilangan arah

pada sang rembulan ku bertanya
apakah yang terjadi
kenapa hanya wajahmu yang terbayang dalam bola mataku
inikah rindu
yang membakar dan menghanguskan kalbu
hingga aku tak bedaya
aku terbelenggu
tenggelam dalam lautan rindu


jakarta, 14 juli 2012

Jumat, 23 Agustus 2013

Sayuk

Sayuk
sajak Semacca Andanant

mak guna lagi kipak tibuntuk
radu sayuk
kinjuk emi radu jadi kekuk
kinjuk tanoh radu jadi rarebuk

ya mula hati-hati
bukimbang netay titi

ya mula temon-temon
dang ginjuh dilom angon

hurik rik mati yado guway say pasti
ikah kicik rik janji say risok mayin budi


jakarta, 22 agustus 2013

Tanoh

Tanoh
sajak Semacca Andanant

tanoh
hamu tanoh
memula ram ngenoh
jadi manoh

tanoh
hamu tanoh
rang ram moloh
kak jemoh
tuwoh
moloh-moloh


jakarta, 22 agustus 2013

Kamis, 04 Juli 2013

Dipado?

Dipado?
sajak Semacca Andanant

lamun naan tigoh waktuna
ruh rik nyawa ram lidang jak badan dilom kewawayan
mari balung ram hancur ginyur jadi puwing-puwing
malah jadi bujuta-juta rarebuk halus say habul


lamun ganta ruh rik nyawa ram hinok dibalung ram say helaw
mari dipado pok ruh rik nyawa ram seradu balung ginyur dilom kematiyan
surgakodo?
nerakakodo?
ki mawat angkah pukakibang diawang-awang say mak bulapang
dilom penahan kedamayan

 jakarta, 04 juli 2013

Rabu, 26 Juni 2013

Dang Tipupelik

Dang tipupelik
Sajak Semacca Andanant

Sangun say gelarni hurik
Sungi tepikni bangik rik sakik
Segala nandok dihahelokni tahok rik halok
Segala nyetik dihantara bangik rik sakik

Sangun say gelarni hurik
Mak luput jak rasa bangik rik sakik
Santor ngerasa kurang
Kipak hurik mulapang rik mugandang

Hurik sangun merupik
Dang munih tipupelik
Dang mudah cawa haram
Ki neram mangkung paham

Hurik sangun musakik
Dang neram hingga bangik
Manjang bukimbang senang
Kipak angon  ram cadang

Bangik rik sakik, sangun adatni hurik
Sunyin rasan mubangik, ki ram panday di pik

Jakarta, 26 juni 2013

Kamis, 13 Juni 2013

Tagan

Tagan
Semacca Andanant

Tagan, dulido ya pak tumban
ikin diliwih lagi
kambas kudan mak bureti

Radu bayu
delom pepira rasa
pak tibuntuk mak ngedok say tiakuk

Niku bunjak
hanggum mupuh halinu
dihantara helawni bulan bara

Nyak tisesak
dituku pudedayu
luhku bela, nyak karom dilom rasa


jakarta, 28 mei 2013

Kelik

Kelik
sajak Semacca Andanant

ikin mu sepok ranglaya mak bucabang
ikin mu sepok wat rulah bujerambah
sunyin kelik yadoda perjuwangan hurik
sekati tepik, bangik sakik ngelilik

dang ram nemah percaya jama kallah
dang ram nemon hanggan di cawa temon
api-api say patut tipubanggan
payu ram tipubanggan
ram ngaji rik nguji dilom munyayan
ulih hurik yadoda kelik
sedong kelik piilni hurik
nyepok say betik


jakarta, 02 juni 2013

Guway hada

Guway Hada
sajak Semacca Andanant

hurik mawat ngelilik, dilom kesantoran
sunyin ikah hada, dilom sementara

mak ngedok say mak tepik kipak guway say bangik
dikala ram lapah ninggalkon kekahutan

mak ngedok say tibatok kipak angkah kepelok
dikala ram lapah nyumbah nyuhut, puhaguk

api say tibanggakon
api munih say tipungahkon

sunyin lebon tekas jak lom angangon
mak nyimpon

kulik handak say nyakak burak dibulup kayin handak
kulik halom say tanggom rutu nikanik cacing rik serom

dipa kesikopan dikala hino
dipa kegagahan diruka siya

ikah say tepik yado bitiyan dikala hurik
say tibatok angkah tengingok, guway halok say nyirok

jakarta, 12 juni 2013

NGEPIKKO PEKON TUHA sastera lampung 'hahiwang'

NGEPIKKO PEKON TUHA
Hahiwang Semacca Andanant

Habangdo niku burung, dang nyinta mulang lagi, suya-batuymu usung, sematkon dilom hati, pekon tuha bah gunung, dibah cukut pesagi, tuwoh mawat burumbung, tinggal bitiyan lagi, tagando nyak jo lijung, ngebatok suya hati, ngepikkon tanoh lampung, sakik nihan rasani, ulih kuk nanom tiyung, radu mak mingan lagi, tanoh gelik segimpung, jama tiyan jak udi, radu riya ki tiyung, hunjakni nanom kupi, jagung tuwoh dibasung, reno pay sekimanni, repa buwahni ngagung, ki tuwohni tembidi, bubatang mak ngebulung, ranggas diya gelarni, repado haga harung, nasipni diri sinji, hejong balak dikampung, kidang mak tipuhari, bindom taru dianjung, dibah ringgomni kupi, tuwoh ampay ngebekung, layu disiyar rani, sakikku layin tanggung, mawat ngedok bandingni, asing sugih rik harung, goh burung patoh kepi, hejong layin say sulung, anak ngura hukumni, rumasa mula lijung, ngebatok suya hati.

Kanjak tuyuk gerinung, togok diruka sinji, pekon tuha bah gunung, mak nihan tipuhari, balakdo kidah balung, kidang mawat bureti, tangih ki nungga gedung, ranglaya kubang sapi, ya mulani nyak bingung, api ngeba cak reji, nasipni buyung lampung, mawat sekula-ngaji, radu pay taru dianjung, hatok bulungni punti, pekon asuk bah gunung, ralang kuk tianjawi, nayah say kena busung, kanian mak bugisi, tenay nayah say gambung, betoh ngegigik jari, sapado say haga nulung, ki radu gegoh reji, sedih nasipmu buyung, tesimbin mak bureti, isut-isut nyak lijung, lapah ditengah bingi, semangkung pagi nyesung, nyak radu pindah sungi, bulayar cakak jukung, bulan tanggal sehari, dulido ya nyak lijung, jak haga nedos hati, tepikdo niku lampung, layin mak sayang diri, pekon tuha bah gunung, ngelimak tipuhari, kipak mak gegoh junjung, anggop kipak tengbidi, kipak mak anak kandung, dang munih anak tiri.

Tabik.
Jakarta, 13 juni 2013

Jumat, 31 Mei 2013

Disapa?

Disapa?
sajak Semacca Andanant

nyak midang
bulayar di lawok lepas
umbakni keliwat ganas
hunjak ki badayni mak ngangkon nyak lom inday

disapa nyak bugaga
hulun tuha say ngahutkon nyak mawat ngeliyak
puwari sekelik mak ngangkon kipak cutik
andanan hati mangkung wat nyirok dihati

nyak mak budaya
napas hurikku tinggal cutik
nyemat dihantara cita-cita rik kehaga

jakarta, 31 mei 2013

Lelakun Hurik

Lelakun Hurik
sajak Semacca Andanant

sangun riya hurik
mak genok di say cutik
sipat kurang radu jadi senimbang
ki say bangik ya dapok lupa hurik
ki say malang, ngalah ngaduh bumanjang

sangun riya hurik
mak leka jak say bangik rik sakik
tano ram nungga kiwah
jemoh ram nungga susah
tano badan ram rayang
jemoh badan ram ruyang
tano hurik ram malang
jemoh hurik ram ngambang

bangik rik sakik
bilangni angkah cutik
say melamon mak sukur dilom nikmat

jakarta, 31 mei 20113

Senin, 27 Mei 2013

Dang lupa

Dang lupa
sajak Semacca Andanant

Ikin mu hiwangi barang say radu terjadi
ikin mu biti lungah cadang goh hati
ki ya say radu ano gelarni radu
kipak tisesoli mak bakal moloh lagi

najin ram lipang nyepok ranglaya sumang
angkonku diku mak lebon jak angonku
kantu telibak disimpangan ranglaya
harapku diku dang lupa mawat nagu

ingok say radu
hanggummu rik hanggumku.....

jakarta, 16 april 2013

Andanant hati

Andanan hati
sajak Semacca Andanant

Andanan hati.........
nikudo tajalku mati
dang mu kira geringku cancanan hada
dang mu nyana hanggumku dihanggan cawa

unggal waktu angangonku yado niku
unggal bingi hanipiku angkah niku
serijop gawoh niku mak diliyak mata
badanku lemoh, hampang hayungan mak budaya

tagan gering ram tuwoh ditengah pulan tuha
dihantara kayu-kayu langgar say ngigaw langik
diredik way tulung sungi dedari mandi
ram seandan sebabangan dihati
ram sekahutan pilih mak balin lagi...

jakarta, 04 april 2013

Minggu, 05 Mei 2013

puisiku



Jam di sesay

Suwara detingni jam di sesay ngeramut hanipiku
Pedomku ampay nihan ngehinokkon mata
Niku ratong ngantakkon hanggummu dibah semu
Nayah cerita say niwarahkon delom rasan
Tunggak-tedoh sasar ngehunjak-hanjaykon hatiku
Ki nandi nyak mak panday di dirimu
Angkah rupa kahutmu say nyalok mataku

Jakarta, 3 mei 2013

Bukilu

“bismillah mula mu jadi
Kun mula mu turun
Hu...mawat bunapsu
Hak...mawat bugerak
Lemoh badan sekaliyan uyakmu...........”

Reno dua rik memmang  say  ku baca dihadapanmu
Tenaway jak tuyuk tamongku
Pakay nundukkon geringmu
Say jalang  rik buwas
Dikala bara kepelok netay dibimbin hati
Sedong nyak dija pudedayu nunggu
Ngeharop wewahmu manjaw dibumi
Nyipak sejar ngebabang hati

Jakarta, 03 Mei 2013