SANG PELIWOS TENTANG KOTAAGUNG
By Semacca Andanant
Pada mulanya orang mengenal daerah dilingkup teluk semaka adalah SEMAKA. Didaerah ini terdapat sebuah teluk dan sungai besar yaitu teluk Semaka dan sungai way Semaka. Dan sebuah gunung yang menjulang tinggi yaitu gunung Tanggamus. Lambat laun nama Semaka ini pudar seiring diperkenalkannya nama Kutaagung oleh seorang pangiran dari buway Nyata. Dan sekarang nama Semaka dipekerdil menjadi nama sebuah kecamatan di bagian barat kabupaten Tanggamus.
Ketika itu daerah Semaka merupakan bagian dari provinsi Lampung dengan pemerintahan negeri yaitu Negeri Semaka. Sebuah pemerintahan tentu memiliki pusat pemerintahan. Pusat pemerintahan ini keberadaannya ada di wilayah Buway Nyata. Dengan alasan ini pangiran dari buway Nyata meminta pusat pemerintahan di beri nama Kutaagung sesuai dengan nama kampung Pangiran dari buway Nyata. Beliau tidak memaksa pusat pemerintahan dengan nama Kutaagung. Boleh saja dengan nama lain asalkan pusat pemerintahannya tidak berada di daerahnya.(sumber; alm. Bapak Aminudin).
Semaka atau yang sekarang lebih dikenal nama Kotaagung dari dulu merupakan pusat perniagaan yang sangat ramai. Disini terjadi berbagai transaksi perniagaan rempah-rempah baik kopi, lada dan cengkeh maupun kebutuhan hidup lainnya. Yang berniaga disini bukan hanya penduduk lokal tetapi juga internasional.
Menurut catatan sejarah Semaka merupakan daerah strategis dalam perniagaan. Sehingga ketika bangsa asing tahu mereka berebut ingin memonopoli dan menguasainya. Dalam buku mencari jejak Lampung Tumbay, jelas sekali bangsa Belanda ingin menguasai daerah Semaka namun mendapat perlawanan sengit dari orang Semaka. Salah satu tokoh perlawanan yang terkenal adalah Batin Mangunang.
Begitu juga dengan daerah Kelumbayan. Daerah ini merupakan medan terbuka tempat perang "surat" antara bangsa Inggris dan Belanda dalam merebut dan menguasai daerah Semaka.
Lebih dari itu, Kotaagung juga merupakan daerah yang pertama kali di provinsi Lampung mengibarkan sang merah putih setelah di proklamirkan kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta di jalan pegangsaan timur 56 Jakarta.
Namun sayang entah mengapa, hampir seabad bangsa Indonesia berdiri belum juga daerah ini merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Meskipun daerah ini telah memiliki daerah otonom sendiri yaitu kabupaten Tanggamus yang lahir pada tanggal 21 maret 1997. Belum juga keadilan dan kesejahtraan dirasakan secara adil oleh masyarakat. Ketertinggalannya pembangunan dari berbagai segi menyebabkan tarap hidup masyarakatnya dibawah standar.
Cukup memprihatinkan meskipun kabupaten Tanggamus telah melahirkan daerah otonom baru yaitu kabupaten Pringsewu tidak menjadikan daerah itu lebih baik dari daerah otonom peranakannya. Sarana dan prasarana kehidupannya masih minim walaupun pergantian pemimpin telah terjadi beberapa kali. Padahal daerah ini dulunya memegang peranan yang amat penting.
Tabik.
Jakarta, 12 juli 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar