"PURNAMA YANG TERAMPAS" sajak sang pengagum cinta
"PURNAMA YANG TERAMPAS"
Ketika itu...?
Anak-anak berlarian di padang bulan
Tawa dan canda menghiasi wajah yang diterpa purnama
Tak sedikit pun keluh nampak di muka-muka sungguh
Apalagi tipu yang mengejar mengurung waktu
Duhai....kawan....?
Wajahmu selalu merekah di ruang mata yang indah
Mengukir merangkai serpihan senyum yang terbengkalai
Desah nafasmu menyentak di ruang kalbuku
Bisik katamu terniang selalu di selaput telingaku
Manalah mungkin aku menyamarkan cincin-cincin
Gelang-gelang kaki dan telinga-telinga beranting
Aku tak sembunyi di balik semak-semak hati
Tidak juga di lipatan lidah-lidah kelu
Tapak-tapak kakiku terpahat jelas dalam kata-kata
Tertiup angin menggelantung di langit-langit ragu
Aku selalu terjaga, terbangun dibalut malu
Kata-kataku terserak enggan menyatu
Sejak itu rasa ragu mulai menyamun waktu
Merampas purnama yang sedang bertahta
Engkau yang selalu nampak di ruang-ruang waktu
Perlahan redup pergi membawa misteri
Negeri semaka 04 09 2010
Ketika itu...?
Anak-anak berlarian di padang bulan
Tawa dan canda menghiasi wajah yang diterpa purnama
Tak sedikit pun keluh nampak di muka-muka sungguh
Apalagi tipu yang mengejar mengurung waktu
Duhai....kawan....?
Wajahmu selalu merekah di ruang mata yang indah
Mengukir merangkai serpihan senyum yang terbengkalai
Desah nafasmu menyentak di ruang kalbuku
Bisik katamu terniang selalu di selaput telingaku
Manalah mungkin aku menyamarkan cincin-cincin
Gelang-gelang kaki dan telinga-telinga beranting
Aku tak sembunyi di balik semak-semak hati
Tidak juga di lipatan lidah-lidah kelu
Tapak-tapak kakiku terpahat jelas dalam kata-kata
Tertiup angin menggelantung di langit-langit ragu
Aku selalu terjaga, terbangun dibalut malu
Kata-kataku terserak enggan menyatu
Sejak itu rasa ragu mulai menyamun waktu
Merampas purnama yang sedang bertahta
Engkau yang selalu nampak di ruang-ruang waktu
Perlahan redup pergi membawa misteri
Negeri semaka 04 09 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar