Adat lampung "Sebambangan"
Oleh
Semacca Andanant
1.defenisi
Sebambangan berasal dari bahasa
lampung yaitu kata ‘bambang’ yang berarti lari dan mendapat imbuhan se-an yang
berarti saling. Menurut bahasa sebambangan
berarti saling melarikan. Ada satu kata lagi yang mirip dengan kata sebambangan
yaitu kata bambangan. Bambangan
adalah orang yang lari menghilang sementara kepergiannya tidak ia sadari karena
dibawa atau dipengaruhi oleh roh/makhluk
halus. Menurut istilah sebambangan adalah dua insan
bujang dan gadis yang telah menjalin cinta dan kasih dimana mereka saling
mencintai tetapi ditengah perjalanan cinta mereka mendapat kendala dan lalu
mereka bersama-sama melarikan cinta mereka ke orang atau lembaga yang mampu
menyelesaikan/mengantar cinta mereka ke jenjang pernikahan. Orang yang biasa
mereka datangi adalah saudara tertua dari keluarga mereka, sebatin atau
penyimbang. Sedangkan lembaga atau badan yang mereka datangi adalah kantor KUA
dan penghulu.
2.kenapa harus sebambangan?
Masyarakat adat lampung bukan tidak
mengenal cara-cara lain yang mengantarkan jalinan kasih mereka ke pelaminan. Seperti
melalui pelamaran dan sebagainya. Namun bagi sebagian orang sebambangan
merupakan cara atau pilihan terbaik dalam mengantarkan cinta mereka kejenjang
pernikahan. Ada beberapa alasan mereka kenapa harus melalui sebambangan yaitu;
a.untuk mengatasi permasalahan
cinta yang kurang mendapat restu dari orang tua.
b.sebagai jalan alternatif dan
tercepat yang mengantarkan rasan ke
jenjang pernikahan.
c.untuk menghormati dan menghargai
rasa cinta itu sendiri karena cinta merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap
orang.
3.prosesi sebambangan
Setelah si bujang dan si gadis
sepakat dan siap untuk melakukan sebambangan maka ada beberapa tahapan atau proses
yang mesti mereka persiapkan hingga ke jenjang pernikahan atau nayuh yaitu;
1.ngepikko sekelawing surat/pesan
Si gadis akan meninggalkan
surat/pesan yang berisi tentang kepergiannya bersama seorang bujang/lelaki
idamannya untuk mengakhiri masa lajangnya. Surat itu ditujukan kepada kedua
orang tua dan adik-adiknya. Beserta surat itu juga si gadis akan menanggalkan
semua perhiasan yang ia pakai berupa emas dan sejumlah uang pertada ia
sebambangan.
2.lapah jama kuwari
Si gadis bersama kuwari akan pergi diam-diam tanpa
diketahui oleh seorang pun dalam keluarga. Sedangkan si bujang menjemput
kedatangan si gadis di tempat yang telah mereka sepakati. Kuwari adalah orang
yang menemani si gadis/muli ketika sebambangan. Dan ia merupakan teman dekat
dari si muli yang kemudian menjadi saksi dalam perjalanan sebambangan itu.
Biasanya si gadis ditemani oleh kuwari minimal satu orang, namun kadang kala
ada dua orang.
3.penerangan
Bila si gadis dan si bujang beserta
kuwari telah tiba dirumah yang dituju maka dari pihak keluarga si bujang akan
segera mengutus kayunan untuk
memberi informasi ke pihak keluarga si gadis bahwa telah terjadi sebambangan
yang dilakukan oleh si gadis dan si bujang. Biasa kayunan itu diterima dan
disambut oleh orang yang tertua dari keluarga besar si gadis. Kayunan adalah
orang yang diutus dan dipercaya untuk menyampaikan informasi kepihak keluarga
si gadis. Kayunan biasanya terdiri dari dua orang pria dewasa.
4.nutul hasok
Bila keluarga telah menerima secara
resmi kabar berita terjadinya sebambangan dari pihak si bujang maka dari
keluarga si gadis akan mengutus kayunan untuk mengecek kebenaran berita yang
telah disampaikan oleh kayunan dari pihak keluarga si bujang. Untuk
memastikannya maka kayunan dari pihak si gadis akan diperbolehkan ketemu
langsung dengan si gadis. Dan kayunan akan bertanya dengan si gadis apakah
benar ia akan mengakhiri masa lajangnya dengan si bujang. Bila tidak maka bisa
saja si gadis ikut pulang lagi bersama kayunan dan sebambangan batal. Ketika
inilah rawan terjadi perselisihan karena si gadis menyesal dan mengurungkan
niatnya untuk hidup bersama si bujang. Dari pada menanggung malu maka si bujang
dan keluarganya akan mempertahankan mati-matian jangan sampai si gadis pulang
bersama kayunan.
5.himpun rasan
Setelah semuanya selesai dan
sebambangan benar-benar dinyatakan terjadi maka pihak keluarga baik dari
keluarga lelaki maupun perempuan mengadakan himpun [musayawarah] didalam keluarga dan juga antar sesama keluarga.
Mereka membicarakan langkah selanjutnya. Kapan pernikahan akan dilangsungkan,
dimana dan seberapa besar tayuhannya. Tak
kalah penting mengenai seberapa besar jujur/daw/sesan
yang akan diberikan kepada keluarga perempuan/ si gadis. Sedangkan mengenai mas
kawin biasanya telah di sepakati oleh si bujang dan si gadis selagi berdua burasan.
Dalam membicarakan masalah jujur
biasanya mengalami pembicaraan yang sangat alot. Berhari-hari bahkan berminggu
tak kunjung selesai. Ini disebabkan karena tarik ulur mengenai seberapa besar
nominal yang akan diberikan oleh keluarga si bujang dan berapa banyak yang
diminta oleh keluarga si gadis. Tapi bilamana kedua belah pihak kooporatif dan
saling pengertian maka pembicaraan mengenai jujur akan cepat terselesaikan.
6.ngantak tiram
Bila terjadi pembicaraan yang alot
mengenai kesepakatan jujur antara kedua belah pihak biasanya akan menelan waktu
yang cukup lama. Keadaan seperti ini membuat si gadis merasa cemas dan rindu
akan keluarganya. Dalam kesempatan ini si gadis bisa meminta kepada si bujang
dan keluarganya untuk ngantak tiram.
Ngantak tiram adalah mengantarkan calon pengantin/ si gadis ke keluarganya
karena ia merasa rindu. Calon pengantin akan di temani oleh beberapa orang
selain kuwari. Biasanya rombongan itu terdiri dari beberapa orang ibu, bapak,
gadis dan bujang bahkan anak-anak. Dalam kesempatan ini juga biasanya dapat
dimanfaatkan oleh si gadis untuk mengurungkan niatnya mengakhiri masa lajang bersama si bujang.
Mungkin ia menyesal atau karena alasan lain. Sehingga setelah kerinduannya
terobati ia tak mau lagi kembali ke tempat si bujang. Hal ini sering terjadi
pada pasangan yang sebambangannya tidak ada keterbukaan ketika burasan.
Walhasil si gadis merasa dibohongi.
7.semaya
Setelah semua selesai disepakati
maka tiba saatnya ijab kabul dan pesta perkawinan [nayuh] akan dilangsungkan.
Saat-saat seperti inilah yang disebut semaya. Nayuh akan dilangsungkan di
dikeluarga si bujang, begitu juga keluarga si gadis nantinya akan melangsungkan
pesta perkawinan sesuai dengan tradisi keluarganya. Beda dengan daerah lain
pesta perkawinan bisa dilangsungkan cukup sekali disalah satu mempelai tetapi
kalau dimasyarakat adat lampung kedua mempelai akan melangsungkan secara
bergantian menurut tradisi keluarga masing-masing.
Semua keluarga diundang dan
tetangga-tetangga akan datang membantu dalam melangsungkan pesta perkawinan.
Muli meranay akan kumpul memberi dukungan sekaligus perpisahan dengan teman
mereka yang sebentar lagi memasuki kehidupan berumah tangga. Sebagai acara
resminya maka akan ada acara mengan
pangan dan nyambay. Mengan
pangan adalah acara makan-makan yang duduknya berhadap-hadapan antara bujang
dan gadis. Sedangkan nyambay adalah acara bujang gadis yang dilangsungkan pada
malam hari dimana bujang dan gadis bersuka cita atas berakhirnya masa lajang
teman mereka. Adapun isi dari acara nyambay adalah pantun bersaut antara bujang
dan gadis, menari, surat-menyurat antara bujang dan gadis, kenalan dan
sebagainya.
Ada hal lain yang sangat rusial dan
sensitif sebelum ikatan kasih terjalin dengan baik antara bujang dan gadis
ketika burasan. Di masyarakat lampung status ikut istri [semanda] atau suami
[metudaw] adalah sangat penting. Tidak jarang ikatan kasih yang telah terjalin
dengan baik yang sudah diambang pernikahan bisa berantakan karena terjadi
perselisah status ikut istri atau suami. Masing-msing keluarga kekeh dengan
pendiriannya. Terlebih jika anak itu merupakan tutukan/sebatin dalam keluarga
atau anak hehana [anak tunggal]. Makanya ketika awal mereka menjalin ikatan
kasih selalu dipertanyakan terlebih dahulu.
Kenapa sih status semanda atau
metudaw itu penting? Jelas status itu akan menujukkan kewarganegaraannya,
silsilah keturunan, warisan dan peran aktifnya dalam keluarga.
Tabik.
Jakarta, januari 2014