Laman

Senin, 02 Oktober 2023

KULINER KHAS LAMPUNG TUMBUH DI TANAH RANTAU

KULINER KHAS LAMPUNG TUMBUH DI TANAH RANTAU
By Semacca Andanant

Di kota Bandar Lampung mungkin jarang sekali kita akan menemukan kuliner khas Lampung. Mungkin bisa di hitung dengan jari karena sangkin sangat langkanya. Pernah juga melihat postingan teman di media sosial yang lagi makan disebuah resto. Ia merekomendasikan jika main ke kota Bandar Lampung bolehlah mampir singgah mengan di resto itu. Resto itu menyajikan berbagai makanan masakan khas Lampung. Diantaranya masakan seruwit, sambol halipu, sambol rampai, Cubik/remas, sambol pajak, gulai taboh dan lain-lain. Resto itu bernama CIK WO RESTO.

Ada juga di Liwa, sebuah warung makan yang menyajikan berbagai masakan khas Lampung. Warung itu dikelola oleh sahabat fb yang bernama wo Eva Oktarina Fauzie. Warung makan ini juga menyajikan berbagai masakan yang penuh cita rasa. Tidak heran kalau kita lihat dipostinganan siempunya warung ini banyak dikunjungan para pejabat lokal untuk sekedar makan siang. Warung ini bernama D'EVA Kuliner. Nama yang cukup cantik untuk sebuah resto.

Lain lagi kalau ditanah rantau seputaran ibu kota Jakarta khususnya di daerah Tangerang raya, sudah banyak bermunculan warung-warung atau rumah makan bercita rasa khas Lampung. Diantaranya yaitu Rumah Makan (RM) Bang Ruby, RM Yuni Ina Balak, RM Cahaya Seruwit Lampung, RM Jejama, RM Sari Rampai dan RM Singgah Pay. Masih ada lagi rumah makan yang menyajikan cita rasa khas Lampung yang belum terlacak.

Semua rumah makan itu menyajikan berbagai menu masakan khas Lampung. Diantara menu yang menjadi andalan dan paforit adalah ikan bakar yang diberi kuah panas rasa asam dan pedas serta di beri santan kelapa. Masakan ini lebih populer dikenal dengan nama Peros (red pekhos) untuk yang tidak memakai santan. Dan cubik /remas untuk yang memakai santan atau dengan nama lain, peros pati kelapa. Untuk menikmati menu ini kita cukup merogoh kocek antara 30k-40k saja, sangat ekonomis dan terjangkau.

Dari sajian ikan bakar ini tak lupa disertai nasi putih dengan lalapan dan pajakan serta sambol rampay. Lalapan biasanya ada petar balak, kuwaw/jejaling, jering ngura, seladak serta tiyung bintang. Sedangkan untuk pajakan ada sawi pahik, tiyung handak, tiyung pancung dan labu siyom. Dengan duduk ngampar dan terhidang diatas meja berkaki pendek tentu sajian khas Lampung ini akan terasa lebih nikmat. Ditambah lagi ada sound sistem untuk yang hobi menyanyi berkaraoke setelah atau sebelum menyantap makanan.

Belum ada saya temukan menu yang lebih khas selain menu ikan bakar tersebut diatas. Padahal masakan khas Lampung itu sebenarnya banyak. Tapi para penjual masih belum mampu untuk menyajikan kepada para penikmat kuliner khas Lampung. Misalnya saja menu Sambol pajak iwa, senanga, sup iwa nibung, peros hasin tangkil ngura, gulay taboh iwa, gulay tabuh bung, kurih paku dsb.

Tetapi malah sebaliknya para penjaja kuliner khas Lampung ini mengkombinasikan kulinernya dengan menu ala warteg. Sungguh sangat disayangkan. Karena untuk membangun sebuah cita rasa yang khas dari satu daerah tidak cukup hanya menyajikan papan nama bermotifkan asal daerah. Melainkan mampu tampil beda mulai dari papan nama hingga nama menu masakan yang khas dari daerah itu sendiri. Karena tidak jarang nama masakan khas lampung langsung dikonversi dengan nama masakan daerah lain. Meskipun rasa dan sajiannya agak sama tetapi tetap ada perbedaannya. Misalnya saja untuk masakan sayur peros hasin tidak serta merta sama dengan sayur asem, senanga dengan rendang, gulay taboh dengan sayur santan.

Selain nama menu masakan ada juga yang menjadi perhatian kita yaitu papan nama dari penjaja masakan. Untuk penjaja makanan khas Lampung masih menumpang nama dengan penjaja masakan padang. Kerena mereka masih memakai RM (rumah makan) yang identik dengan rumah makan masakan padang. Tidak seperti warteg (Warung Tegal), Warsun (Warung nasi Sunda), Pawon (warung nasi jawa), dsb.

Belum ada yang berani berinovasi memakai nama khas Lampung semisal : LM (Lamban rang Mengan), LP (Lamban rang Pangan), LP (Lamban Pemenganan), Sekelak (Dapur) atau yang lainnya. Pemakaian nama khas Lampung ini bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat kuliner khas lampung itu sendiri. Dan sekaligus menjadikan pemilik rumah makan lebih memiliki nama dan kepercayaan diri yang tinggi dalam mengelola usahanya.

Dan juga harus ada wadah yang melindungi dan mengayomi para pengusaha kuliner khas Lampung ini. Harus ada PESONAN yang terdiri dari para pengusaha kuliner khas Lampung ini yang bertujuan agar mereka bisa menyamakan persepsi, misi dan visi mereka dalam usaha kuliner khas Lampung ini. Tabik.

02/10/23

Kamis, 10 Agustus 2023

MAHENDRA ENTERTAIMENT MENGIBARKAN BENDERANYA

MAHENDRA ENTERTAIMENT MENGIBARKAN BENDERANYA

Beberapa hari yang lalu dapat undangan pernikahan dari saudara sekampung Yana Ardiansah . Kami sama-sama tinggal di Kota Tangerang. Dia bilang anaknya mau nikah.

"Wah bakal seruu ketemu orang-orang kampung dan sekampung yang entah bertahun-tahun belum pernah bertatap muka". Hatiku berkata. Ini bisa jadi reuni alias timpok sekaligus setapolan sesama satu asal kampung.

Betul sekali apa yang saya duga. Banyak sekali ketemu orang-orang yang bertahun-tahun tak pernah bertutur sapa. Sehingga menjadi momen baik untuk mempererat tali persaudaraan dan mengenang kembali masa-masa kecil ketika di kampung. Bertanya kabar ini itu dan  diselingi tawa yang memecah kebekuan kabar yang selama ini membatu.

Juga ketemu teman awal merantau di kota sejuta mesjid, yang sudah puluhan tahun tak pernah jumpa. Benar-benar tak terduga akan perjumpaan ini ya Surya Syarif ?

Yang tak kalah menarik adalah ternyata hari ini 6 agustus 2023, selain undangan pernikahan ternyata merupakan hari lahirnya MAHENDRA ENTERTAIMENT. Jelas saja sontak kaget dan haru, satu kebanggaan tersendiri bisa menyaksikan pentas perdana dari MAHENDRA ENTERTAIMENT. Dan bisa poto bareng dengan ownernya, Mahendra Dafa 

Dengan lahirnya MAHENDRA ENTERTAIMENT kian menambah jumlah dan pesatnya permusikan Lampung di tanah rantau. Utamanya yang ada disekitaran ibu kota Jakarta. Karena sebelumnya memang sudah banyak entertaiment-entertaiment yang sudah lahir dan mapan di ibu kota.

Dengan berbagai kelebihannya, baik personel dan sound sistemnya menjadikan  MAHAENDRA ENTERTAIMENT patut menjadi pilihan bila kita membutuhkan sebuah hiburan untuk menambah kemeriah pesta atau hajatan kita.

 Artis-artisnya yang sangat mumpuni dengan memiliki berbagai peforma yang cukup diperhitungkan. Belum lagi MC-nya yang kocak dan memiliki wawasan yang luas kian menjadikan MAHENDRA ENTERTAIMENT tampil beda dengan entertaiment yang lain.

Kira-kira mahal ga sih kalau makai MAHENDRA ENTERTAIMENT?

Tentu saja tidak, masalah harga sangat kompetitif. Dibandingkan dengan entertaiment-entertaiment yang lain , MAHENDRA ENTERTAIMENT cukup bersahabat. Tidak perlu segepok uang, cukup recehannya saja MAHENDRA ENTERTAIMENT sudah bisa tampil memeriahkan pesta atau hajatan kita. Buat saudara, minak muwari say wat di Jabodetabek ijah ram makay hiburan MAHENDRA ENTERTAIMENT.

Silakan bisik-bisik ke saya atau telpon langsung tanpa perantara. Cukup tekan nomer di ponselmu 085312004090 langsung terhubung ke ownernya. Atau biar terjalin silaturahmi yang lebih baik, silakan langsung saja datang ke markasnya jalan Arya Santika, rt 003/ rw 003 kelurahan Margasari kecamatan Karawaci, kota Tangerang.Tabik.

Sabtu, 01 April 2023

TANDANI MUWARI

TANDANI MUWARI

[filsapah persaudaraan versi Hulun Lampung]
By Semacca Andanant

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat hulun lampung tidak lepas dari berbagai interaksi kehidupan. Untuk melaksanakan piil "Nengah-Nyampur" mereka hidup berkelompok dan membaur dalam bermasyarakat, kehidupan mereka sangat harmonis dan terbuka. Dalam berbagai interaksi kehidupan sehari-hari mereka selalu menjalin dan menjaga rasa kemuwariyan [persaudaraan]. Kemuwariyan meliputi puwari sekelik [saudara sekandung/keluarga], puwari kebot [saudara kerabat] dan puwari lebu rik kelama [saudara asal nenek dan ibu]. Sebagai wujud dari persaudaraan mereka selalu mengikuti dan berperan aktif dalam berbagai perhelatan sakral baik berupa tayuhan, guway adat ataupun berbagai acara yang dilaksanakan oleh saudara yang lain.

Ada beberapa hal yang mengikat rasa persaudaraan mereka yang cukup mendasar dan tidak hanya dikarenakan seakidah, sebangsa dan setanah air melainkan perwujudan nyata dari rasa persaudaraan itu sendiri yang terjalin dan terikat diantara mereka. Hal-hal itulah yang termaktub dalam filsapah persaudaraan yang disebut Tandani Muwari. Tandani muwari itu adalah:

1. SEANJAW-SESILAWAN [saling berkunjung/silaturahmi].
Bukanlah saudara kalau kita tak pernah seanjaw-sesilawan meskipun seumur hidup hanya sekali. Karena seanjaw-sesilawan akan menciptakan rasa kebersaman dan keakraban. Bagaimanana tidak dengan seanjaw-sesilawan kita punya kesempatan beramah-tamah, makan bersama bahkan bisa tidur bersama ketika "manjaw minok". Seanjaw-sesilawan mampu berbagi perasaan dan penderitaan antar saudara karena menandakan kedekatan dan kepedulian kita antara satu dengan yang lainnya.

2. SEKENIYAN KABAR BETIK JAHALNI GUWAY [saling memberi kabar, baik kabar suka cita ataupun duka cita].
Muwari itu selalu ingin tahu kabar tentang saudara kita. Karena kabar merupakan hal yang amat penting yang menandakan persaudaraan kita masih cukup baik terjalin. Andai saja kita tidak saling mengabari tentang kondisi dan situasi kita, apalah artinya sebuah persaudaran. Pasti rasa persaudaraan kita akan terkikis secara perlahan-lahan.

3. RATONG KIPAK MAK BUPEDATONG MULANG KIPAK MAK NEDA[selalu memenuhi/menghadiri undangan].
Bila kita mendapat undangan atau urawan/aworan hendaknya utamakan kehadiran diri kita dibanding kita memperhitungan berapa banyak yang harus kita sumbangkan. Karena kehadiran diri kita lebih berharga dibanding apa yang kita bawa. Orang akan merasa dihargai dan dihormati bilamana kita bisa hadir dengan tidak mengabaikan harga diri kita sendiri. Begitu juga setelah kita menghadiri urawan, ketika kita pulang hendaknya tidak menpersoalkan apa yang diberikan kepada kita [teda]. Sebanding tidak dengan apa yang kita berikan kepada mereka. Bila hal tersebut terjadi maka akan mengusik rasa persaudaraan kita yang terjalin cukup baik.

4. TIRUWANG KIPAK MAK MANJANG [selalu dijaga dan dilindungi].
Muwari itu harus saling menjaga dan melindungi serta mengayomi [seungayan]. Kita harus saling peduli antara satu dengan yang lain. Kita tidak boleh hidup acuh apa lagi individualisme. Jadi kalau kita merasa memiliki saudara haruslah sering-sering "tiruwang" meski tidak selalu rutin karena itu menandakan kita masih punya ikatan persaudaraan.

Pada umumnya kalau empat hal yang tersebut diatas mulai diabaikan maka dengan sedirinya secara cepat atau lambat tali persaudaraan yang terjalin erat oleh ikatan muwari sekelik, kebot rik lebu serta kelama akan terputus. Meski mereka sadar bahwa mereka bersaudara tetapi rasa persaudaraannya mati rasa. Kalaupun mereka sengaja memutuskan tali persaudaraan mereka karena selisih paham/sengketa mereka akan menandai dengan "sesarak kayin handak". Sesarak kayin handak adalah kain putih yang dipotong menjadi dua bagian yang menandakan putusnya tali persaudaraan diantara mereka hingga kematian menjemput.

Tabik.
01 april 2017

Kamis, 30 Maret 2023

MASJID KITA

MASJID KITA
By Semacca Andanant

MASJID pada masa awalnya bukan hanya tempat melakukan ritual peribadatan sholat saja seperti saat sekarang. Jauh sebelum itu masjid merupakan tempat berbagai interaksi masyarakat. Tempat menimba ilmu, belajar ngaji, perhelatan musyawarah, atur strategi perang bahkan tempat perputaran roda perekonomian.

Untuk mengembalikan fungsi masjid dan juga untuk memakmurkannya, mendidik para remaja untuk cinta mesjid sejak dini, merupakan tantangan besar bagi kita selaku orang tua muslim. Bukan tidak mungkin, di jaman serba android ini orang-orang akan semakin malas mengunjungi masjid. Jangankan anak-anak remaja, orang dewasa atau tua juga sungkan ke masjid untuk saat ini. Mereka melihat masjid tak lebih hanya tempat melakukan peribadatan sholat, tak lebih dari itu. Sedangkan sholat masih  bisa dilakukan dirumah, tidak harus berjamaah di masjid meskipun berjamaah lebih diutamakan. Ini perlu dicatat oleh kita semua.

Menengok kebelakang awal berdirinya sebuah masjid dijaman sekarang. Pada awal masjid akan dibangun, sekelompok warga atau jamaah membuat kepanitiaan pembangunan masjid. Setelah terbentuk panitia pembangunan masjid, siapa yang menjadi ketua, bendahara, sekretaris dan juga penasehat. Lalu dimulailah penghimpunan dana dari jamaah atau warga. Mencari donatur yang memiliki harta atau kekayaan yang berlebih untuk berinfaq dalam pembangunan masjid. Dan bahkan memohon bantuan dipinggir jalan didepan masjid yang akan dibangun.

Menurut beberapa sumber yang pernah bercakap-cakap bahwa sumbangsih dari masyarakat melalui penghimpunan dana dari pinggir jalan sangat dan amatlah fantastis. Lebih dari 50%-70% dana pembangunan sebuah masjid diperoleh dari bantuan yang didapat dari pinggir jalan. Ini berarti masyarakat umum lebih berperan dalam pembangunan sebuah masjid untuk saat ini. Berdasarkan ini juga berarti bisa dikatakan bahwa kepemilikan sebuah masjid adalah milik masyarakat umum meski pada kenyataannya adalah milik masyarakat disebuah pemukiman.

Melihat peran serta masyarakat atau ummat pada awal pembangunan masjid sangatlah tinggi. Tak melihat seberapa banyak mereka memiliki harta atau uang mereka selalu bersemangat memberikan kontribusi, bergotong-royong untuk pembangunan sebuah masjid. Dipikiran mereka yang ada hanya bagaimana caranya agar masjid yang dibangun segera berdiri meski tak megah. Dan nantinya masjid menjadi simbol dan perisai dalam kehidupan mereka.

Setelah masjid berdiri megah dengan berbagai ornamen dan fasilitas yang super wah. Ada kamar mandi bershower, toilet jongkok, toilet duduk, tempat wudhu, ruang ber-AC dan lain sebagainya. Lalu masjid dikelola "buka tutup" oleh pengurus masjid. Dibuka ketika beberapa menit menjelang azan penanda waktu sholat sudah tiba dan ditutup setelah selesai pelaksanaan ibadah sholat. Setelah itu masjid perlahan mulai sepi dari aktifitas. Tidak ada yang i'tikaf atau diam mencari ketenangan didalam masjid karena pintu masjid sudah ditutup atau dikunci. Tidak ada remaja yang bercangkrama, bercerita sambil tertawa atau sekedar mengobrol santai. Hal-hal seperti inilah salah satu penyebab kenapa masjid menjadi sepi atau tidak makmur. Ditambah lagi pungutan biaya parkir untuk pengunjung yang membawa kendaraan. Belum lagi berbagai aturan masjid yang mengekang para pengunjung menjadi tidak nyaman. Entah apa alasannya, masjid yang secara umum milik ummat terkesan menjadi milik pribadi atau sekelompok orang.

Karena masjid tidak lagi menyediakan rasa nyaman untuk tempat pelarian para pencari ketenangan baik remaja ataupun orang dewasa. Pantaslah kalau secara kasat mata masjid mulai nampak sepi. Masjid terkesan seolah-olah tempat suci yang tidak boleh dikunjungi oleh orang-orang pendosa, orang-orang putus asa dan juga orang-orang yang termarjinalkan. Sehingga orang-orang itu menjauh dan lebih jauh dari mesjid. Jangan salahkan bila mereka lebih merasa nyaman mencari ketenangan ditempat lain, sunyi dan intim pada ponselnya meski hidup ini adalah realita.


Anak remaja atau orang-orang muda biasanya suka kumpul-kumpul bila ada makanan atau minuman, apalagi kalau grastis mereka senang sekali. Meski makanan tak bernilai atau tak seberapa ataupun tak ada makanan dan minuman sama sekali, sebetulnya bagi meraka tak menjadi masalah. Yang penting bagi mereka bisa tertawa dan bercerita dengan sesama tanpa ada tekanan atau larangan. Selagi dalam kewajaran tentu tidak masalah. Dalam kondisi seperti ini sebenarnya para pendakwah  atau pengurus masjid bisa memanfaatkan kesempatan untuk menanamkan cinta serta memakmurkan masjid. Sesekali atau juga sering bolehlah menciptakan suasana atau kegiatan yang melibatkan remaja dan orang muda. Percayakan kepada mereka, biarkan mereka bekerja mengelola acara-acara tersebut dan orang tua atau pengurus masjid cukup memantau, mengarahkan dan menikmati suguhan dari mereka. Karena pada dasarnya orang muda atau remaja lebih cendrung ingin jadi pelaku ketimbang jadi penonton atau penikmat.

Kalau awal mula pembangunan sebuah masjid mengharapkan perhatian dari masyarakat atau ummat. Coba sekarang dibalik setelah masjid berdiri megah, masjidlah yang menjadi pelayan ummat. Menjadi motor penggerak memperhatikan ummat. Anak-anak yatim piatu, kaum dhuafa, fakir miskin dan  keluarga tak mampu menjadi sasaran target perhatian pengelola masjid. Keluaraga yang mendapat musibah, baik musibah bencana alam ataupun karena takdir, beri mereka perhatian. Santuni mereka. Jangan hanya menungu bulan muharam dan bulan ramadhan baru mendapat santunan. Tetapi berikan perhatian kita kapan mereka butuh meskipun mereka tidak meminta. Selalu jalin tali silaturahmi antara masjid dan ummat. Jangan hanya terkesan ketika masjid butuh dana baru ada kunjungan silaturahmi dari petugas masjid yang diselipi proporsal. Jangan juga keluarga yang kena musibah kematian dipersulit dalam mengurus jenazahnya. Tapi tunjukkan bahwa masalah itu adalah masalah  fardhu kifayyah, kewajiban ummat. Hindari apa yang kita lakukan seolah-olah berbayar sehingga keluarga yang kena musibah tambah berat beban hidupnya. Tetapi tunjukkanlah apa yang dilakukan oleh pengurus masjid itu benar-benar mengemban misi al Quran, fardhu kifayyah, dalam keikhlasan hati karena Alloh.

Dengan demikian mudah-mudahan masjid kita semakin makmur. Bukan hanya sebatas selogan ataupun ungkapan belaka. Tetapi pada kenyataannya. Para remaja cinta akan masjid dan para orang tua semakin kokoh imannya. Dan masjid benar-benar menjadi simbol dan perisai dalam kehidupan ummat. Kita berharap, mudah-mudahan para pengurus masjid lebih profesional dalam pengelolaan masjid. Tidak menjadikan masjid sebagai tempat yang angker bagi pencari ketenangan batin. Dan tidak juga menjadikan masjid sebagai tempat yang suci yang tidak boleh disentuh bagi para pendosa dan pemutus-asa.

Jakarta, 18 feb 2023

Sabtu, 18 Februari 2023

HIDUP BERUKUN TETANGGA

HIDUP BERUKUN TETANGGA
By Semacca Andanant

Ketika kita dilahirkan dimuka bumi, kita ditakdirkan sebagai makhluk sosial oleh sang pecipta. Makhluk yang tidak bisa hidup tanpa pengaruh lingkungan atau pun makhluk lain. Baik secara kehidupan jasmani maupun rohani kita selalu membutuh pihak lain dalam menghidupkan hidup kita. Sadar tidak sadar kita didalam  rumah tangga mulai diajarkan oleh orang tua kita untuk bisa berintraksi sosial sesama anggota keluarga. Tujuannya tidak lain agar ketika kita dilepas supaya kita mampu hidup dengan mandiri, baik dan nyaman didalam ruang lingkup hidup kita. Tidak ada intraksi atau pun gesekan yang membuat jasmani dan rohani kita terluka dan terganggu hidupnya sehingga kurang nyaman terasa. Kalau pun ada masalah yang mengganggu kehidupan kita, kita mampu dengan bijaksana mengatasinya dengan tidak merugikan siapa pun.

Rukun Tetangga (RT) merupakan ruang lingkup pertama setelah keluarga/rumahtangga. RT merupakan ruang tempat kita menunjukkan bahwa diri kita hidup dan tempat mengimplementasi berbagai hal yang menjadi ide gagasan hidup kita secara sosial. Di RT juga tempat kita menunjukkan bahwa kita mampu mewujudkan rasa tanggung jawab secara pribadi dan sosial. Sehingga RT itu menjadi tonggak pertama dan utama yang menunjukkan bahwa kita berhasil atau tidak menjalankan kehidupan pribadi dan sosial kita. Karena berbagai stempel yang akan dilekatkan masyarakat terhadap diri kita atas berbagai tindakan prilaku kita, baik itu terpuji atau pun tercela. Di ruang lingkup RT-lah yang memberi sertifikat lulus tidaknya kita hidup bermasyarakat terhadap berbangsa dan bernegara.

Tidaklah rumit hidup bertetangga dan tidak begitu banyak aturan yang mengikat ruang gerak hidup kita, yang menyebabkan kita susah untuk menjalani hidup sehari-hari. Malah sebaliknya hidup kita akan terasa damai, nyaman dan tentram bila kita menjalani hidup bertetangga. Orang-orang akan menghargai dan menghormati kita bila kita mampu menghadirkan rasa hormat kepada orang lain. Begitu juga kita akan dihargai orang jika kita mampu menghargai orang lain. Kalau sudah demikian halnya hidup ini akan terasa begitu berharga. Dan sangat disayangkan bila hilang tanpa dikenang.

Tapi bagi segelintir  orang hidup bertetangga begitu  menyusahkan dan terasa pengap sekali. Malah ada yang begitu acuh dan tak ada rasa pedulinya dengan lingkungan. Mereka beranggapan bahwa hanya keluarga kecilnya yang butuh perhatian dan kepedulian darinya. Ada juga yang beranggapan rumahnya hanya tempat persinggahan tidur sehingga tidak perlu kenal tetangga. Begitu pergi pagi lalu pulang ketika hari telah malam. Sehingga banyak mengabaikan kaidah-kaidah hidup berukun tetangga. Perilaku hidup seperti ini banyak terdapat di kota-kota besar atau pun kota kecil.

Selain bertutur sapa secara kebetulan ada ruang yang dapat menghimpun kita dalam hidup berukun tetangga bisa saling sapa dan berintraksi satu sama yang lain. Semisal dalam acara memperingati hari-hari besar keagamaan, hari kemerdekaan, rapat-rapat yang membahas lingkungan, kerja bakti dan lain sebagainya. Kita harus wajib menghadiri acara-acara tersebut meski hanya secara seromania. Kita bisa bercakap-cakap di saat itu, bertanya kabar dan bertanya banyak hal tentang diri masing-masing. Di situ juga kita dituntut untuk menunjukkan kepedulian kita terhadap lingkungan tempat tinggal kita. Jangan harap kita diperhatikan dengan baik oleh warga yang lain kalau kita sendiri tidak pernah ambil bagian disetiap kegiatan lingkungan. Disini akan berlaku hukum sebab akibat, atau dalam istilah lain dalam pribahasa lampung " repa ulah riya ulih"

Yang lebih penting lagi adalah tentang iuran RT. Ini sebagai jantung dan motor penggerak segala kegiatan di lingkup RT. Maka sangat diwajibkan sekali kita membayar iuran ini. Karena dari iuran itu (uang kas) dipergunakan untuk mendanai berbagai kebutuhan dan keperluan warga. Misalnya saja untuk membayar petugas kebersihan, petugas keamanan, kegiatan warga, penerangan lingkungan, untuk membesuk warga sakit dan lain sebagainya. Disini sangat ironis kalau ada warga yang merasa keberatan untuk membayar iuran rt apa pun alasannya. Bayangkan ia tidak membayar iuran tetapi menikmati berbagai fasilitas yang tersedia untuk warga. Orang-orang seperti ini tidak layak dipelihara dan hidup dilingkungan itu.

Iuran rt adalah kewajiban dasar yang harus kita penuhi. Mampu tak mampu kita harus berusaha membayar iuran rt. Karena ini menyangkut kelangsungan hidup kita dilingkungan itu. Dan juga merupakan tonggak harga diri kita ditempat itu. Kelihatannya sepele tapi itu sangat mendasar. Kita tidak akan merasa malu tidak makan seminggu tapi kalau tidak bayar iuran satu bulan mau ditarok dimana muka kita?

Tabik.
30/06/22

Selasa, 24 Januari 2023

WAYANG, MOTIF TERBARU TAPIS LAMPUNG

TAPIS LAMPUNG MOTIF WAYANG
By Semacca Andanant

Aneh memang. Mendengar motif wayang (red Jawa) terdapat di motif kain tapis khas lampung. Karena berabad-abad kain tapis ini dalam perkembangannya tidak ditemukan motif seperti itu (wayang kulit). Tapis pada umumnya bermotifkan flora dan fauna yang ada di daerah Lampung. Seperti motif gajah, burung, bunga atau tanaman lainnya. Kain tapis ini adalah kain sakral bagi masyarakat adat Lampung yang penuh dengan filosofi. Karena itu motifnya dari dahulu tidak mengalami perubahan hingga kini.

Adalah postingan saudara Sepran Ashari pada tanggal 23 januari 2023 sekira waktu sore, di gerup Angkatan Muda Persekutuan Adat budaya Lampung. Beberapa buah poto kain tapis dengan caption "Wih ada motif baru😅".

Jelas sontak menjadi perbincangan hangat. Baru diposting saja saja sudah banyak sekali komentar dan dishare kemana-mana sehingga menjadi viral. Berbagai respon dan tanggapan dari anggota gerup mengenai kain tapis yang bermotifkan wayang jawa. Ada yang meminta kain tapis ditarik dari peredaran, ada yang meminta untuk diperingatkan pengrajinnya, ada juga yang meminta ketegasan dari pihak pemerintah dan pemangku adat untuk segera bertindak terhada pembuat kain tapis yang bermotifkan wayang jawa tersebut sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Semua tuntutan beralasan karena kain tapis Lampung adalah kain sakral yang memiliki pakem dalam pembuatan dan pemakaiannya. Dan juga motif-motifnya penuh dengan filosofi tentang kehidupan maupun kematian manusia. Kain tapis pada dasarnya tidak sembarang orang dan waktu untuk memakainya. Ada perhelatan adat tertentu kain tapis itu akan dipakai oleh wanita-wanita lampung dalam prosesi adat.

Kain tapis Lampung yang bermotifkan wayang ini diketahui berasal dari pengrajin Kalianda, Lampung Selatan. Ini terlihat dari komentar akun fb yang memiliki nama Khaja Muda Say Saka. Menurut beliau pemilik/pengrajin kain tapis yang  bermotifkan wayang jawa itu adalah bu Roslina, galerinya ada disamping kantor bupati Lampung Selatan.

Sebenarnya kalau kita lihat masyarakat adat tidak mau berpolemik dengan masyarakat luar adat. Tapi apa mungkin hal ini tidak akan jadi masalah bila dibiarkan terus bergulir. Karena bukan hanya kain tapis bermotifkan wayang jawa ini saja yang mencuat menjadi masalah. Jauh sebelumnya, seperti berbagai ornamen atau simbol-simbol yang yang tidak bernapaskan adat budaya Lampung yang menjadi icon daerah. Misalnya nama daerah kabupaten Pringsewu dan berbagai nama kecamatan, patung semar di Tulangbawang Barat, patung raja Brajawijaya di Lampung Timur. Semua itu bernapas atau bercorakkan Jawa. Apa tidak mungkin timbul pertanyaan, apakah Lampung mau dijawakan semua? Pertanyaan seperti inilah yang akan menjadikan awal konflik ditengah masyarakat.

Tentu kita tidak mau melihat terjadi konflik di bumi Ruwa jurai ini. Kita berharap daerah Lampung yang multi kultural bisa hidup harmonis dan berdampingan secara damai. Bisa saling bahu-membahu dalam mewujudkan manusia yang beradab dan berbudaya di bumi Lampung. Dengan tidak menyampingkan akar budaya setempat. Seperti halnya kata pepatah "dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung". Dan adat budaya serta bahasa Lampung mendapat tempat dan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Tabik.

Jakarta, 24 januari 2023