Laman

Jumat, 17 Maret 2017

Pertarungan dki satu

"PERTARUNGAN DKI SATU"

Sepertinya pertarungan putaran ke 2 ini akan lebih seru, panas dan berimbas. Pilkada DKI akan menjadi pusat perhatian semua pihak baik dari pendukung yang ada di dalam arena atau pun pendukung di luar arena. Semua berspekulasi dan beropini sesuai dengan pihak mana yang ia dukung. Jangankan peristiwa yang benar-benar disenghaja   terjadi, peristiwa yang hanya kebetulan terjadi pun dibangun opini sedemikian rupa supaya seolah-olah lawan pesaing melakukan kesalahan dan benar-benar salah dan tidak layak untuk dijadikan pemimpin.

Pertarungan putaran ke 2 ini akan menyedot energi lebih besar lagi jika dibandingkan pada putaran pertama. Bagaimana tidak untuk memperebutkan suara yang pada putaran pertama telah diketahui prosentasinya itu tentu saja akan dilakukan berbagai cara bagaimana mendapat suara yang lebih banyak lagi. Karena untuk mendapatkan suara itu tidaklah mudah tentu saja membutuhkan taktik dan strategi yang baik dan handal dari tim suksesnya untuk menarik perhatian para pemilih. Tidak hanya sebuah program dan janji-janji manis tetapi jual beli suara pun bisa terjadi pada saat ini.

Pada putaran pertama pada tanggal 15 februari 2017 untuk para paslon telah mendapat suara masing-maaing sebanyak : paslon 1. Agus-Silvy sebesar 17% , paslon 2. Ahok-Djarot sebesar 43% , dan paslon 3. Anies-Sandy sebesar 40%. Dan secara jantan Paslon Agus-Silvy mengakui kekalahannya dan memberi ucapan selamat kepada paslon 2 dan paslon 3.

Gugurnya paslon 1 Agus-Silvy menyisakan dua paslon yang akan mengikuti putaran kedua. Begitu juga dengan tim sukses dan partisannya. Tarik-menarik mencari dukungan pun mulai terjadi diantara yang berkepentingan. Tak peduli meskipun tadinya bertentangan dan berlawanan secara statmen dan ideologi partai.

Yang sangat memprihatinkan dan tidak kalah menarik adalah para partisan yang bertebaran di media sosial. Mereka membangun opini yang saling menjatuhkan dan saling menghujat. Tak peduli mereka sesama muslim karena masing-masing merasa paling benar. Entah itu ulama atau tokoh-tokoh agama yang sangat dihargai dan dihormati dikalangannya tetap saja dicemooh demi memperjuangkan kemenangan calon pemimpinnya. Mereka tidak sadar dan menyadari kalaupun calon pemimpin yang mereka usung berhasil apakah mereka memperoleh sesuatu? Tentu saja tidak. Kehidupan mereka tetap saja seperti sedia kala.

Sebut saja golongan nasionalis, mereka begitu kekeh bahwa Ahok tidak bersalah dalam hal penistaan agama. Jadi jangan heran kalau persidangannya seolah-olah hanya sebuah lelucon yang tak kunjung usai. Dan di mata mereka juga pemeluk agama islam itu hanyalah orang-orang yang menentang Ahok menjadi pemimpin nomer satu di DKI.

Kita hanya berharap siapa pun yang jadi pemimpin di DKI nantinya mampu membawa perubahan. Bisa mengatasi segala permasahannya, entah itu masalah kronis ataupun masalah yang baru muncul. Tidak hanya masalah para konglomerat tetapi juga masalah kalangan melarat. Semoga.

Tabik.
Jakarta, 17 maret 2017

Sabtu, 11 Maret 2017

"SAP RIK SUMBUK" Wayak-wayak Semacca Andanant

"KELOM HATUP"

Iduh haga lajuna
Ki rani kelom tetup
Asing ulah rik hingga
Payah haga ngehatup

Kacay say gaga ruwa
Tibedak induh pupuh
Hengak hengas buhingga
Si harop lagi induh

Bela sugih rik banda
Ngebedak angin tuyun
Say tilah balung buya
Angon karom ngelambun

Bacak gula kelapa
Jak madu mangkung mupun
Lapah bela ranglaya
Relok dilom lelakun

Ki radu injuk riya
Pagoh sesol buhimpun
Gula lebon di rasa
Wayak lebon di susun

"KELABUNGAN"

Api guwaymu rani
Cak miwang anjak nambi
Luwohmu netay biti
Tidasor nyak andahni

Ingok kala dinana
Butudung bulung punti
Neram mulang sekula
Labung di tegi rani

Najin kaway ram basoh
Ngison mawat tirasa
Niku nyeler nyak lesoh
Hanggum ki reji juga

Haku kala dinana
Cuba tontong wanggaku
Disan nyak cawa cinta
I love you haku diku

Kantu lehotku diku
Ingok nyak dang ki lupa
Najin ram layin judu
Andan kahut ram saka

"SAP RIK SUMBUK"

Sap cadang sumbuk cadang
Tepiyuk cadang munih
Tilajukon ya cadang
Tiurungkon reno munih

Repa mak susah nimbang
Say karom rik say liyom
Repa mak angon ngambang
Nanom gering lom karom

Najin tuwoh mak iwoh
Nanom pari di heni
Tiandan mak bugawoh
Tepikkon cadang hati

Kalaw mak salah sunday
Betik tulusni hati
Ki lagi hanggan teray
Mangkung labung gelarni

Kantu payudo riya
Bupukat di bagiyan
Way tetap rasa gula
Ki betik penerimaan

"LUHUR TELIYU"

Luhur radu teliyu
Asar mangkung ketimpat
Jejama ram bukilu
Kalaw badan ram sihat

Ki ulih di geringku
Dang watir najin telat
Kipak banding seribu
Niku say di lom niyat

Ki pagun niku ragu
Di geringku say wat
Tulung belah jantungku
Gelarmu disan nyemat

Hana hanani niku
Andanan say bupukat
Nemah nyak di geringmu
Duniya wal akhirat

"LABUNG RIK TERAY"

Haku labung bang teray
Jemimpang tegi rani
Rencaka rugak ragay
Tabur mak ubah heni

Nyak sakik kupak kapay
Cikan mak lebon hati
Miwang mata mak buway
Dondong peros rasani

Pengatu kidah inday
Haguk sunyin puwari
Say pawar kidah lesay
Unyukkon pay culukni

Ki pungu mawat sampay
Sejar kipak duani
Sukur ki sangun panday
Radu nyimpon di hati

"MATARANI TESENGIH"

Matarani tesengih
Belindup balik aban
Lapah ram lapah liwih
Secancan setawitan

Ram sambuk mapu sugih
Delom rani kebiyan
Kalawdo mansa ulih
Kipak mak nyedor badan

Ki tuhan dang tilulih
Kahutni takar jaman
Mak ki ya milih agih
Kipak ram mak buiman

Say tantu dilom liwih
Ram ngemik teneroan
Hunjak helaw rik lebih
Ki hurik sekahutan

Reno juga lom liwih
Ki hurik ram buiman
Tantu agihni lebih
Bida jama di tiyan

Tabik.
Jakarta, 070217