Laman

Minggu, 20 Oktober 2013

PUISI-PUISI sang pengagum cinta

Rindu yang terkubur
sajak Semacca Andanant

jangan biarkan aku terkubur dalam tumpukan rindu 
meradang hingga terkulai menjadi layu
hilang gairah
lelah
desah nafasku pun entah kemana
hidupku tak menentu
dikau hanya tersenyum kian menambah lara hatiku
karena rinduku dikau tidak merayu


jakarta, 13/10/2013



nasi putih
sajak Semacca Andanant

dalam nasi putih aku hadir merangkai rindu
dalam air putih aku hadir melepaskan dahaga rindu
tak sedetik pun ruang hati hampa dari rindu
tak sekejap mata pun kau lepas dari cakraman rindu
rindu membara
kian membara
rindu menghanguskan jantung hingga keraga-raga
meluluhlantakan semua rasa
gila...


jakarta, 19/10/2013


biar ku bakar saja
sajak Semacca Andanant

biar ku bakar saja rindu ini hingga menjadi abu
tak ada gunanya tersimpan rapi dalam ruang hati
kian hari hanya menambah luka yang ada
semakin dalam

kau tak tahu betapa sakitnya tertusuk sembilu rindu
hingga badan kurus kering
laksana tanaman sirih tumbuh dibukit batu
hidup segan mati tak mau

jakarta, 19/10/2013


pancaroba
sajak Semacca Andanant

kau bertanya;"bulan sudah purnama?"
"belum" jawabku
kita baru saja memasuki musim pancaroba
banyak orang-orang yang terkena diare, termasuk kita
bahkan ada yang menjadi korban jiwa
ku harap kita lebih waspada
banyak istirahat
makanlah secukupnya dengan asupan gizi yang cukup
berprilaku sehat
dan jangan menutup diri
biar dimusim pancaroba ini kita masih bisa berdiri


jakarta, 19/10/2013


rumah kita
sajak Semacca Andanant


rumah kita begitu indah, sayang
nampak terlihat dari depan
banyak orang-orang merasa iri, lalu memuji
bukan hanya tetangga atau orang-orang disekitar kita

kita cukup pandai menyulap mata
kepiawaian kita tidak diragukan lagi
apalagi untuk dipuji, kita memang ahli
tapi sampai kapan?

kita tak pernah mengakui kalau dalam diri kita penuh duri
kepura-puraan
bahkan kemunafikan
bukannya tuhan lebih suka kalau kita terbuka
telanjang tanpa sehelai benang
dalam kejujuran.....


jakarta, 19/10/2013

Selasa, 08 Oktober 2013

PUISI PUISI sang pengagum cinta

mungkin takdir
Semacca Andanant

mungkin ini takdir
ketika aku memilih diam dalam mengarungi syukur
pasrah dengan kehendak
karena meronta adalah bencana dan malapetaka
aku jenuh
bersenggama dengan waktu
bercinta dengan rasa dan paksa
tak ubah laksana patamorgana
percintaan antara Romi dan Juli dipadang semu
dengan pura-pura didepan sang maha raja
dengan segala kelembutan
bagai dedemit merayu malam
bagai rembulan kesiangan
yang selalu murung dibalik keceriaannya

05/10/2013


tak berharap
sajak Semacca Andanant


ku tak berharap purnama terbit ketika penanggalan baru sehari
atau bunga sakura jatuh sebelum musim gugur tiba
aku sadar waktu bukanlah milikku
apalagi ruang yang sangat sempit ini
aku tak banyak ber-asa
apalagi berfantasi
kepasrahanku diatas kehendak waktu
karena aku tak mau, mimpiku dirampas ilusi

05/10/2013


bukan baru
sajak Semacca Andanant


bukan baru kala ini
kegetiran melilit gairah hidupku
hampir saja napasku terhembus lepas bersama ragu dan pilu
yang meluluhlantakan sendi-sendi keimanan
tapi aku tak boleh lemah
apalagi sampai menyerah pasrah dalam kegalauan
hidup adalah perjuangan
sedang cinta napas kehidupan

05/10/2013


tiga hari tiga malam
sajak Semacca Andanant

tiga hari tiga malam
dalam sembilan tahun lamanya
cintamu bersemi diantara semak-semak waktu dan sendu
dan bertumbuh kembang disepanjang rawa bimbang dan ragu
aku pantas cemburu
apalagi dengan waktu yang begitu memanjakanmu

adalah aku...
yang selalu merajut angan disepanjang malam nan bisu
berharap dingin segera bertandang meninggalkan tubuh yang menggigil
tapi tidak
tubuh yang kerdil tetap menggigil
karena hangat mentari tak pernah kunjung tiba
selalu sembunyi dibalik kelembutan awan
hingga senja menyapa....

05/10/2013