TANGGAMUS MENYELENGGARAKAN PILKAKON SERENTAK 2020
By Semacca Andanant
By Semacca Andanant
Kabupaten Tanggamus yang merupakan nomenklatur dari negeri Semaka, sebentar lagi akan mengadakan pemilihan Peratin/Kepala Pekon (pilkakon) secara serentak. Dari 299 pekon yang ada di kabupaten Tanggamus, ada 220 pekon yang akan mengikuti pilkakon serentak pada tanggal 15 april 2020 nanti. Hajat besar ini akan menorehkan sebuah sejarah besar dalam perkembangan demokrasi yang ada di kabupaten Tanggamus. Kita berharap dalam pilkakon ini akan berjalan dengan baik dan lancar hingga terpilih kakon yang baru. Dan tidak akan terjadi gesekan-gesekan apa pun ditengah mayasrakat apa lagi sampai putus tali kemuwariyan setelah terpilihnya kakon baru nanti. Mengingat dari beberapa calon Kakon ini masih ada tali persaudaraan baik secara darah atau pun adat.
Banyak harapan dari masyarakat yang digantungkan dipundak seorang Kepala Pekon yang baru nanti. Ada banyak masalah lama maupun yang terbaru telah menunggu. Semuanya butuh perhatian dan penyelesaian. Juga memerlukan energi dan inovasi serta keinginan yang kuat dari seorang Kepala Pekon untuk menuntaskan dalam kerangka program kerjanya. Ini semua dilakukan untuk merubah daerahnya menjadi pekon atau desa yang lebih maju dari sebelumnya.
Disamping menciptakan pemerintahan desa yang baik dan sehat dalam melayani masyarakat, ada masalah lama yang tak pernah kunjung selesai, seperti halnya pengangguran dan narkoba. Meskipun sudah berkali-kali ganti kepemimpinan tetap saja tidak tuntas. Malah kian menjadi. Karena banyak Kepala Pekon menganggap hal ini bukan masalah yang mendasar dan lalu ia mengabaikannya.
Ada baiknya nanti kita memilih kepala pekon yang menyatakan perang terhadap narkoba. Karena kita tahu selama ini peredaran narkoba bukan hanya pada kalangan tertentu tetapi sudah sampai kemasyarakat yang paling bawah. Ini sangat miris, sudah sangat menghawatirkan sekali terhadap kelangsungan hidup generasi muda. Segencar dan sekuat apapun warga menyatakan perang terhadap narkoba tanpa dukungan dan komando dari seorang Kepala Pekon takkan berhasil. Karena ditangan seorang Kepala Pekon segala tumpuan dan harapan masyarakat dicurahkan. Dan ditangan Kepala Pekon juga menjadi ujung tombak perubahan, berhasil tidaknya perang terhadap narkoba di pemekonan.
Kenapa harus Kepala Pekon? Karena Kepala Pekon memiliki tanggung jawab yang tinggi dan menjadi perpanjangan tangan pemerintah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dan Kepala Pekon juga yang lebih memahami dan memiliki kekuatan hukum. Disamping Kepala Pekon merupakan pelindung dari warganya.
Selama ini banyak masyarakat mengeluhkan tentang narkoba. Karena banyak generasi muda, anak-anak dari mereka yang terjerumus ke barang haram ini. Mereka tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasannya. Karena itu mereka sangat berharapkan sekali kepada seorang kepala pekon menjadi komando perang terhadap narkoba untuk menyelamatkan generasi penerus. Jangan malah sebaliknya menjadi pemain didalam peredaran narkoba. Menjadi backing dan pemakai narkoba itu sendiri, itu sangat ironi untuk jaman sekarang.
Disamping memilih kepala pekon yang menyatakan perang terhadap narkoba, ada baiknya juga kita dan harus memilih kepala pekon yang kreatif dan visioner. Tidak mementingkan diri sendiri. Kepala pekon yang memikirkan nasip warganya entah itu sosial, budaya atau pun ekonominya. Juga mampu menciptakan lapangan kerja dengan ekonomi kreatifnya yang berkelanjutan. Dengan dana desa yang dikucurkan oleh pemerintah pusat, kepala pekon bersama warganya mampu mengelola dana tersebut untuk membangun desa.
Masing-masing desa memiliki potensi yang berbeda dan pantas untuk dikembangkan. Misalnya saja ada desa yang potensial untuk dikembangkan menjadi daerah parawisata. Harusnya Kepala Pekon mengarahkan pembangunannya ke arah itu. Saya rasa tidak masalah jika Kepala Pekon bersama warganya memanfaat dana desa yang jumlahnya pantastis itu untuk kemajuan perekonomian desa. Tidak mesti dana desa itu lari ke padat karya semata. Coba bayangkan bila satu desa atau beberapa desa terhimpun menjadi satu destinasi daerah parawisata, berapa banyak perputaran ekonomi ditempat itu.
Mudah-mudahan Kakon yang terpilih nanti benar-benar pilihat tepat dari warga. Bukan karena iming-iming sembako atau amplop untuk memilihnya. Dan warga mulai kritis terhadap persoalan lingkungannya. Karena siapa lagi yang mau peduli terhadap lingkungannya kalau bukan warga itu sendiri. Mak ram sapa lagi, mak ganta kapan kidah.
Tabik.
Jakarta, 15/03/20